Orang-orang yang mengenal Al-Qur’an dan pembicaranya (Allah swt), akan senantiasa memperhatikan dirinya sesudah mereka membacanya atau mendengarnya. Mereka senantiasa menjaga pikirannya agar tidak lalai dengan Al-Qur’an dan pembicaranya. Mereka senantiasa mengambil pelajaran dari setiap ayat Al-Quran yang dibacanya atau didengarnya.
Allah swt. Berfirman:
Allah swt. Berfirman:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.
(Q.S.Shad:29).
(Q.S.Shad:29).
Sekarang bagaimana dengan kita? Apakah kita termasuk orang yang mengenal Al-Qur'an dan pembicaranya atau tidak? Mudah-mudahan kita termasuk orang yang mengenal Al-Qur'an dan pembicaranya.
Bila kita ingin mengenal Al-Qur'an dan pembicaranya, maka kita harus merenungi dan memahami setiap ayat Al-Qur’an yang kita baca atau kita dengar. Karena merenungi dan memahami makna Al-Qur’an itulah yang menjadi maksud utama kita membaca Al-Qur’an. Semoga Allah swt. senantiasa merahmati kita.
Begitu juga luasnya pengetahuan dan dalamnya pengenalan kita kepada Allah swt. akan membuat pemahaman kita terhadap Al-Qur'an semakin kokoh. Oleh karena itu dalam membaca Al-Qur’an atau mendengarnya hendaknya kita teliti, kita pahami, kita renungi, setiap ayat yang kita baca atau kita dengar. Agar kita dapat benar-benar mengenal Al-Qur’an dan pembicarannya.
Maka dari itu dalam membaca Al-Qur'an atau mendengarnya kita harus:
1. Memperhatikan ayat-ayat yang mengandung perintah Allah, larangan-Nya, jannji-Nya, dan ancaman-Nya;
Sebagaimana firman-Nya:
وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu Telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. (Q.S.an-Nahl:91).
Firman-Nya yang lain:
مَنْ كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ . وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (Q.S.Al-Baqarah:81-82).
Kita paham bahwa ayat di atas mengandung perintah dan larangan, janji dan ancaman, namun yang menjadi pertanyaan! Sudahkah kita patuh terhadap perintah Allah dan larangan-Nya? Percayakah kita terhadap janji Allah dan ancaman-Nya?
Jika dalam diri ini kita temukan bahwa diri ini patuh terhadap perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, yakin tentang janji dan ancaman-Nya, maka kita harus segera memuji Allah dan mensnyukurinya karena hal itu terjadi karena taufik dan inayah-Nya.
Akan tetapi bila kita mendapati diri ini tidak patuh terhadap perintah Allah, tidak menjauhi larangan-Nya, tidak kuat keyakinan kita terhadap janji Allah dan ancaman-Nya, maka kita harus segera memohon ampun dan taubat kepada-Nya.
2. Memperhatikan ayat-ayat yang berkenaan dengan tauhid, tasbih. Sebagaimana firman-Nya:
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, Sesungguhnya Aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.(Q.S.Al-An-biyaa:87).
Dan yang menyebutkan nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya. Sebagiaman firman-Nya:
وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Q.S.Al-Baqarah:163)
Firman-Nya yang lain:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ ثَوَابَ الدُّنْيَا فَعِنْدَ اللَّهِ ثَوَابُ الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا بَصِيرًا
Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), Karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S.An-Nisaa':134)
hendaknya kita berhenti sejenak untuk merenungkan maknanya agar kita merasakan kebesaran Allah dan kesucian-Nya dalam batin kita.
3. Memperhatikan ayat-ayat yang menerangkan, sifat-sifat orang beriman, orang-orang saleh dan akhlak-akhlaknya, Sebagaimana firman-Nya:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Q.S.Al-An-Faal:2)
Ayat tersebut menjelaskan tentang sifat orang beriman dan akhlaknya yang terpuji yaitu apabila disebut nama Allah gemetar hari mereka dan apabila dibacakan ayat-anayat-Nya mereka bertambah iman mereka.
Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita seperti mereka? Jika sudah bersyukurlah kepada Allah karena itu merupakan taufik dan hidayahnya. Akan tetapi jika belum hendaknya kita bercita-cita untuk bersifat dan berpekerti seperti mereka.
4. Memperhatikan ayat-ayat yang menyebutkan musuh-musuh Allah (kafir dan munafik) dan sifat-sifatnya, Sebagaimana firman-Nya:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.(Q.S.Al-Baqarah:6)
Ayat tersebut mengingatkan kita bahwa salah satu sifat daripada orang-orang kafir adalah tidak mau menerima peringatan dari Allah melalui ayat-ayat-ayatnya. Perhatikan diri kita! Tanyakan pada diri sendiri. Apakah perangai kita pernah seperti mereka? Hal ini harus kita lakukan agar kita merasa insaf, lalu membersihkan diri dari sifat-sifat tersebut dan bertaubat kepada Allah swt,
Begitu seterusnya kita harus memperhatikan setiap ayat menurut keadaannya yang sesuai.
Itulah yang harus kita perhatikan tatkala kita membaca Al-Qur’an atau mendengarnya bila kita ingin mengenal Al-Qur’an dan pembicaranya.
Mudah-mudahan kita termasuk orang yang mengenal Al-Qur’an dan pembicaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar