Orang yang berpuasa hendaknya mejaga anggota badan lahiriyahnya dan menjaga pula gejolak batiniahnya. Karena tidak akan sempurna taqarub seseorang kepada Allah kecuali dengan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah swt.
Menjaga anggota badan lahiriyah dan batiniah (jiwa dan pikiran) merupakan sebagian dari pada etiket puasa. Oleh karena kita tidak boleh mengabaikannya. Agar nilai puasa yang kita tidak rusak.
Etiket puasa tersebut antara lain:
1. Menjaga anggota badan dari hal-hal yang merusak nilai puasa.
Pada saat kita berpuasa hendaknya kita dapat menjaga anggota badan kita dan melakukan pencegahan dari perbuatan yang menyimpang dari ketaatan kepada Allah swt.
Kita benar-benar puasa manakala kita menjaga semua anggota badan kita, seperti mata, lisan, dan telinga. Oleh karena itu kita harus:
a. menahan mata kita dari melihat sesuatu yang tidak disukai Allah swt.
b. menahan lisan kita dari ucapan yang tidak bermanfaat buat kita.
c. menahan telinga dari dari mendengarkan sesuatu yang diharamkan Allah.
Artinya pada saat kita puasa harus dapat menjaga anggota tubuh dari hal-hal yang merusak nilai (pahala) puasa. Sebagaimana kita menghentikan perut dan farj (alat kelamin) pada saat berpuasa.
2. Menjaga jiwa dan pikiran dari hal-hal yang dapat mendorong kita untuk melakukan hal-hal yang merusak nilai (pahala) ibadah puasa.
Saat kita berpuasa, jangan berpikir bahwa puasa itu hanya meninggalkan makanan dan minuman saja. Kita harus ingat bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Menjaga anggota badan lahiriyah dan batiniah (jiwa dan pikiran) merupakan sebagian dari pada etiket puasa. Oleh karena kita tidak boleh mengabaikannya. Agar nilai puasa yang kita tidak rusak.
Etiket puasa tersebut antara lain:
1. Menjaga anggota badan dari hal-hal yang merusak nilai puasa.
Pada saat kita berpuasa hendaknya kita dapat menjaga anggota badan kita dan melakukan pencegahan dari perbuatan yang menyimpang dari ketaatan kepada Allah swt.
Kita benar-benar puasa manakala kita menjaga semua anggota badan kita, seperti mata, lisan, dan telinga. Oleh karena itu kita harus:
a. menahan mata kita dari melihat sesuatu yang tidak disukai Allah swt.
b. menahan lisan kita dari ucapan yang tidak bermanfaat buat kita.
c. menahan telinga dari dari mendengarkan sesuatu yang diharamkan Allah.
Artinya pada saat kita puasa harus dapat menjaga anggota tubuh dari hal-hal yang merusak nilai (pahala) puasa. Sebagaimana kita menghentikan perut dan farj (alat kelamin) pada saat berpuasa.
2. Menjaga jiwa dan pikiran dari hal-hal yang dapat mendorong kita untuk melakukan hal-hal yang merusak nilai (pahala) ibadah puasa.
Saat kita berpuasa, jangan berpikir bahwa puasa itu hanya meninggalkan makanan dan minuman saja. Kita harus ingat bahwa Rasulullah saw. bersabda:
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ.رواه النسائى وابن ماجه والحاكم
Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi yang diterima hanyalah rasa lapar saja (HR. Nasa'i, Ibnu majah dan Hakim).Kalau kita tidak mampu mengendalikan perbuatan-perbuatan yang timbul dari dorongan jiwa dan pikiran maka puasa kita akan rusak (tiada nilainya) di sisi Allah swt.
Perbuatan-perbuatan yang merusak nialai puasa antara lain:
a. Bohong, fitnah, gosip, melihat sesuatu dengan syahwat (keinginan), dan sumpah palsu.
Dalam khabar disebutkan: Dari Anas:
Dalam khabar disebutkan: Dari Anas:
خَمْس يُفَطِّرْنَ الصَّائِم : الْكَذِب وَالْغِيبَة وَالنَّمِيمَة وَالنَّظْرَة السُّوء وَالْيَمِين الْكَاذِبَة. أخرجه الديلمى
Lima perkara yang menyebabkan orang yang berpuasa itu dikatakan berbuka: yaitu berbohong, fitnah, gosip, lihat yang buruk (lihat sesuatu dengan syahwat), dan sumpah palsu. (Ahrajahu Dailamy). b. Perbuatan logho (tiada manfaat), rafats (keji), kefasikan (dosa), dan kejahilan (menulayai yang hak).
Rasulullah saw. bersabda:
Rasulullah saw. bersabda:
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرْبِ فَقَطْ. إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ. رواه ابن حزيمة وابن حبان والحاكم
Tidaklah berpuasa itu dari makan minum, tetapi berpuasa itu adalah dari perbuatan kosong dan perkataan keji. (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hiban dan Hakim).Sabdanya yang lain:
الصَّوْمُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ يَوْماً صَائِماً فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ. اخرجه احمد
Puasa adalah perisai, maka apabila seseorang dari kamu menjalani hari puasanya, hendaklah ia tidak berkata kotor, tidak berbuat jahat, dan jangan bodoh (terhadap suatu hukum). Ahrajau Ahmadc. Perkataan dusta
Rasulullah saw. bersabda:
Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ. رواه الجماعة الا مسلم
Siapa yang tidak menghentikan perkataan-perkataan dusta dan melakukan kedustaan itu, maka Allah tidak merasa perlu ia meninggalkan makan minumnya. (H.R.Jama'ah kecuali Muslim). Apabila kita masih melakukan perbuatan-perbuatan sebagaina tersebut di atas dalam kondisi berpuasa berarti kita mengabaikan etiket puasa. Padahal etiket puasa tidak kalah pentingnya dengan menahan makan dan minum pada saat kita berpuasa.
Semoga kita dapat menjaga etiket puasa. Sehingga dapat mengantarkan kita sebagai orang yang bertakwa kepada Allah swt. Maka dari itu kita harus menjaga anggota tubuh, jiwa dan pikiran dari perbuatan-perbuatan yang menulayai ketakwaan kepada Allah.
Allah swt. berfirman:
Allah swt. berfirman:
وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
Dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal. (Q.S.Al-Baqarah:197).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar