Jumat, 06 Agustus 2010

Puasa itu perisai (pelindung dan penjaga) bagi orang-orang beriman

Puasa itu sebagai perisai (pelindung dan penjaga) bagi seseorang supaya tidak jatuh ke dalam dosa-dosa yang menjadi penyebab ia terbakar api neraka.

Orang yang berpuasa jangan berkata-kata kotor

Orang yang berpuasa dilarang berbicara kotor seperti berbicara cabul, berbicara tidak sopan, berbicara yang mengacu pada hubungan seksual, perkataan dusta dan yang sesamanya.

Rasulullah saw. bersabda :

الصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ، مَرَّتَيْنِ. رواه البخارى

Puasa adalah benteng, maka jangan berkata-kata kotor, dan jangan berlaku bodoh, dan jika seseorang memusuhinya atau mengejeknya, maka katakanlah: 'Sesungguhnya saya puasa. Sesungguhnya saya puasa. (H.R.Bukhori)

Sabdanya yang lain

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ. رواه الجماعة إلا مسلم

Siapa yang tidak menghentikan perkataan-perkataan dusta dan melakukan kedustaan itu, maka Allah tidak merasa perlu ia meninggalkan makan dan minum.(maksudnya Allah tidak akan menerima puasanya itu). (H.R.Jama’ah, kecuali Muslim)

Orang yang berpuasa jangan berlaku bodoh

Orang yang berpuasa hendaknya senantiasa menghindarkan dirinya dari perbuatan kejahilan, seperti mengejek orang lain dan sesamanya. Barangsiapa mengetahui bahwa perbuatannya bertentangan dengan yang hak maka perbuatan itu merupakan perbuatan kebodohan. Apabila hal itu terjadi maka segera bertobat.

Allah swt. berfirman:

إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ

Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan . (Q.S.An-Nisaa’:17)

Kejahilan yang dimaksud pada ayat tersebut antara lain:

1. orang yang berbuat maksiat dengan tidak mengetahui bahwa perbuatan itu adalah maksiat kecuali jika dipikirkan lebih dahulu.

2. orang yang durhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak.

3. orang yang melakukan kejahatan karena kurang kesadaran lantaran sangat marah atau karena dorongan hawa nafsu.



Sahabat Nabi Muhammad saw. mengatakan:

كُلُّ مَنْ عَمِلَ سُوْءاً فَهُوَ جَاهِلٌ وَإِنْ عَلِمَ أَنَّهُ مُخَالِفٌ لِلْحَقِّ

Semua pekerjaan buruk adalah kebodohan seseorang demikian itu apabila ia sadar bahwa perbuatannya itu bertentangan dengan yang hak (benar). (Qaul sahabat Nabi saw).

Kejahilan seseorang disebabkan karena kurangnya pengetahuan atau kegagalan untuk mengikuti pengetahuan. Maka orang yang tidak tahu yang benar (hak) dan mengabaikan kejahilannya adalah benar-benar bodoh. Jika demikian maka harus memohon perlindungan kepada Allah swt. atas kejahilannya itu.

Allah swt. Berfirman:

رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Ya Tuhanku, Sesungguhnya Aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang Aku tiada mengetahui (hakekat)nya. dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya Aku akan termasuk orang-orang yang merugi. (Q.S.Huud:47).

Setiap orang yang berbuat kejahatan baik kecil atau besar semuanya mendapat balasan sesuai dengan amal yang ia kerjakan.

Allah swt. Berfirman:

مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا

Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. (Q.S.An-Nisaa’:123)

Oleh karena itu siapa saja yang berbuat kejahilan hendaknya memohon ampun kepada Allah swt. Sebagaimana firman-Nya:

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, Kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S.An-Nisaa’:110).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar