Apa saja musibah yang menimpa kita (orang-orang beriman) itu disebabkan dosa-dosa yang kita lakukan. Sebagian besar dosa-dosa kita itu ada yang dimaafkan Allah swt., artinya Allah swt. tidak segera mengadzab kita dengan musibah dan bala’ di dunia ini. Namun ada pula dosa-dosa kita itu yang tidak dimaafkan oleh Allah swt. artinya Allah swt. mensegerakan adzabnya di dunia ini dengan musibah dan bala’.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas Allah swt. berfirman:
Berkaitan dengan hal tersebut di atas Allah swt. berfirman:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ . وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).
Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindung dan tidak pula penolong selain Allah. (Q.S.Asy-Syuura:30-31)
Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindung dan tidak pula penolong selain Allah. (Q.S.Asy-Syuura:30-31)
Dalam memahami dan menyikapi berbagai musibah yang menimpa kita, perhatikan dengan seksama firman Allah swt. ayat 32-34 Surat Asy-Syuuraa, kemudian analogkan (samakan) dengan musibah-musibah yang lain.
Allah swt. berfirman:وَمِنْ آَيَاتِهِ الْجَوَارِ فِي الْبَحْرِ كَالْأَعْلَامِ . إِنْ يَشَأْ يُسْكِنِ الرِّيحَ فَيَظْلَلْنَ رَوَاكِدَ عَلَى ظَهْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ . أَوْ يُوبِقْهُنَّ بِمَا كَسَبُوا وَيَعْفُ عَنْ كَثِيرٍ.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal di tengah (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Jika dia menghendaki, dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaannya) bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur, Atau kapal-kapal itu dibinasakan-Nya Karena perbuatan mereka atau dia memberi maaf sebagian besar (dari mereka). (Q.S.Asy-Syuura:32-34)
Ayat tersebut menganjurkan kita agar mau memahami, mengamati, menganalisa, dan memikirkan terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah swt., berupa perahu-perahu/kapal-kapal besar yang tampak seperti gunung-gunung di tengah lautan.
Coba kita tanya pada diri kita. Mengapa perahu-perahu/kapal-lapal itu dapat berjalan dan tidak tenggelam? Padahal, jika Allah swt. menghendaki Allah swt. kuasa menghentikan angin atau mesih yang menjadi alat penggerak perahu/kapal tersebut sehingga tidak dapat berjalan, terombang-ambing ditengah lautan. Kondisi yang demikian itu menjadi tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang beriman yang sabar bila sedang hidup sengsara dan bersyukur kepada Allah swt. bila kesengsaraannya dihilangkan-Nya. Atau jika Allah swt. menghendaki, Allah swt. kuasa menenggelamkan perahu-perahu/kapal-kapal itu dengan angin yang kencang sebab dosa-dosanya penumpang perahu-perahu/kapal-kapal itu. Allah swt. juga kuasa mengampuni sebagian besar penumpang perahu-perahu/kapal-kapal itu, sehingga meskipun perahu-perahu/kapal-kapal itu tenggelam, namun penumpang–penumpangnya tidak tenggelam.
Pengajaran yang kita dapat dari ayat tersebut adalah kaita harus taat kepada Allah swt. disetiap saat dan dimanau pun kita berada dan dalam kondisi bagaimana pun sampai ajal menjeput kita. Kita tahu bila kita berbuat kesalahan, maka tidak ada tempat untuk berlindung dari siksa Allah swt.
Camkanlah, bahwa apa saja yang diberikan Allah swt. kepada kita, berupa kenikmatan hidup di dunia yang sifatnya sementara itu tidak lama lagi akan sirna. Sedangkan kenikmatan yang ada di sisi Allah swt. yaitu (surga) merupakan kenikmatan yang lebih kekal daripada kenikmatan dunia itu.
Allah swt. berfirman:
Coba kita tanya pada diri kita. Mengapa perahu-perahu/kapal-lapal itu dapat berjalan dan tidak tenggelam? Padahal, jika Allah swt. menghendaki Allah swt. kuasa menghentikan angin atau mesih yang menjadi alat penggerak perahu/kapal tersebut sehingga tidak dapat berjalan, terombang-ambing ditengah lautan. Kondisi yang demikian itu menjadi tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang beriman yang sabar bila sedang hidup sengsara dan bersyukur kepada Allah swt. bila kesengsaraannya dihilangkan-Nya. Atau jika Allah swt. menghendaki, Allah swt. kuasa menenggelamkan perahu-perahu/kapal-kapal itu dengan angin yang kencang sebab dosa-dosanya penumpang perahu-perahu/kapal-kapal itu. Allah swt. juga kuasa mengampuni sebagian besar penumpang perahu-perahu/kapal-kapal itu, sehingga meskipun perahu-perahu/kapal-kapal itu tenggelam, namun penumpang–penumpangnya tidak tenggelam.
Pengajaran yang kita dapat dari ayat tersebut adalah kaita harus taat kepada Allah swt. disetiap saat dan dimanau pun kita berada dan dalam kondisi bagaimana pun sampai ajal menjeput kita. Kita tahu bila kita berbuat kesalahan, maka tidak ada tempat untuk berlindung dari siksa Allah swt.
Camkanlah, bahwa apa saja yang diberikan Allah swt. kepada kita, berupa kenikmatan hidup di dunia yang sifatnya sementara itu tidak lama lagi akan sirna. Sedangkan kenikmatan yang ada di sisi Allah swt. yaitu (surga) merupakan kenikmatan yang lebih kekal daripada kenikmatan dunia itu.
Allah swt. berfirman:
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. (Q.S.Thaahaa:131)
Kita harus meyakinkan diri bahwa segala musibah, bala’ dan bencana yang ditimpakan Allah swt. pada kita, merupakan ujian yang mengandung banyak kebaikan, seperti meningkatkan derajat, melipatgandakan pahala dan menebus dosa.
Rasulullah saw. bersabda:أَنَّ فِى الصَّبْرِ عَلَى مَا تَكْرَهُ خَيْراً كَثِيراً وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً. اخرجه احـمد
Sesungguhnya bersabar atas hal-hal yang Engkau tidak menyukainya terkandung kebaikan yang banyak, kemenangan itu datang dengan kesabaran, bantuan datang dengan adanya penderitaan, dan kemudahan itu datang dengan adanya kesulitan. (Ahrajau Ahmad)
مَا مِنْ مُصِيبَةٍ تُصِيبُ الْمُسْلِمَ إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا عَنْهُ ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا. رواه البخارى
Apa saja musibah yang menimpa seorang muslim melainkan Allah telah menebus dengannya segala dosanya, hingga duri yang mencocoknya. (H.R.Bukori)
Musibah merupakan pengajaran, suritauladan dan nasihat buat kita, agar kita tidak berpaling dari Allah swt. Dengan adanya musibah-musibah itu mudah-mudahan kita senantiasa:
• beriman yang senantiasa bertawakal kepada Allah swt.
• menjauhi dosa-dosa dan perbuatan buruk.
• memberi maaf disaat kita marah kepada orang lain.
• melaksanakan perintah Allah.
• mendirikan salat.
• memusyawarahkan semua urusan kita dengan teman.
• mensedekahkan sebagian rizki untuk keperluan taat kepada Allah swt,
• beriman yang senantiasa bertawakal kepada Allah swt.
• menjauhi dosa-dosa dan perbuatan buruk.
• memberi maaf disaat kita marah kepada orang lain.
• melaksanakan perintah Allah.
• mendirikan salat.
• memusyawarahkan semua urusan kita dengan teman.
• mensedekahkan sebagian rizki untuk keperluan taat kepada Allah swt,
Semoga Allah swt. memberi kesempatan kepada kita yang penuh dosa-dosa ini untuk kembali kejalan yang diridhai Allah swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar