Apabila cahaya iman itu masih berada di luar hati kita maka perbuatan yang kita lakukan kadang-kadang menuruti hawa nasu, kadang-kadang mencintai dunia, kadang-kadang ingat akhirat, dan kadang-kadang taat kepada Allah swt.
Di antara bukti bahwa kita mengikuti kesenangan hawa nafsu yaitu kita mudah mengeluarkan uang untuk mengadakan kenduri tetapi engan mengeluarkan zakat.
Allah swt. berfirman:
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. (Q.S.Ali Imran 180).Apabila kita masih seperti itu berarti kita menyangka bahwa kebakhilan itu baik. Jika demikian keadaan kita berarti cahaya iman itu masih di luar hati kita.
Bukti lain terkadang kita mudah memberikan hadiah kepada orang yang kita hormati, tetapi kita enggan membayar hutang yang sudah sampai waktu pembayarannya.
Rasulullah saw. Bersabda:
فَإِنَّ مِنْ خَيْرِكُمْ أَحْسَنَكُمْ قَضَاءً. متفق عليه
Maka sesungguhnya sebaik-baik kamu ialah yang sebaik-baiknya pada waktu membayar hutang. (H.R.Mutfaq'alaih)Apabila kita masih seperti itu berarti kita menyangka bahwa penundaan pembayaran hutang itu baik, jika demikian keadaan kita berarti cahaya iman itu masih di luar hati kita.
Perlu kita ketahui bila cahaya iman itu tidak masuk ke dalam hati maka yang kelihatan di hati kita itu tidak hanya cahaya Allah tetapi juga tampak yang lain seperti kesenangan nafsu dan pemburuan terhadap dunia. Padahal kita tahu bahwa Rasulullah saw. telah bersabda:
إِنَّ الاِيْمَانَ إِذَا دَخَلَ الْقَلْبَ اِنْفَسَحَ لَهُ الْقَلْبُ وَانْشَرَحَ قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَهَلْ لِذَلِكَ مِنْ آيَةٍ يَعْرِفُ بِهَا قَالَ نَعَمْ الاِنَابَةُ إِلَى دَارِ الْخُلُوْدِ وَالتَّجَافِي عَنْ دَارِ الْغُرُوْرِ وَالْاِسْتِعْدَادِ لِلْمَوْتِ قَبْلَ الْمَوْتِ. اخرجه ابى شيبه
Kalau iman itu masuk ke dalam hati, maka dada pun menjadi lapang dan terbuka. Seorang sahabat bertanya: "Apakah yang demikian itu ada tanda-tandanya?" Rasulullah saw. Bersabda: "Ya! Orang yang mengalaminya lalu merenggangkan pandangannya dari alam bujukan (dunia) dan bersiap-siap menuju alam kelanggengan serta mempersiapkan diri menghadapi maut sebelum maut itu datang. (Ahrajau Abi Syaibah)Tetapi apabila cahaya iman itu masuk ke dalam hati kita maka yang kelihatan di hati hanyalah cahaya Allah sehingga hati kita tidak menyukai apa pun selain Allah.
Apabila kita benar-benar mencintai Allah, pasti kita tidak akan memilih sesuatu melebihi Allah.
Allah swt. berfirman:
وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah (Q.S.Al-Baqara:165).Kita telah berikrar untuk taat kepada Allah namun bila kita masih cinta dunia, masih memburunya, senang kepadanya, senantiasa mengejar pangkat dan kedudukan, mengumpulkan harta kekayaan dan menjaganya dengan bersikap kikir dan bakhil. Jika demikian keadaanya berarti cahaya iman itu masih di luar hati kita.
Allah swt. berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ
Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan Sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. (Q.S.Hud:15).Kesenangan nafsu itu menghalangi kita dari Allah karena kita selalu disibukkan dengan yang selain Allah. Mudah-mudahan kita merasa senang bila menerima cahaya (nur) yang dipancarkan Allah swt. kepada kita. Sebab dengan cahaya (nur) kita dapat mengetahui rahasia-rahasia yang tersembunyi dan urusan-urusan yang tertutup serta memperoleh bashirah (penglihatan mata hati).
Allah swt. berfirman:
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ
Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya. (Q.S.Az-Zumar:22).Allah telah membuka hati kita untuk Islam dengan kalimah “لا إله إلا الله” di mana kalimat tersebut mestinya membuat hati kita menjadi lapang dalam mentaati Allah.
Waspadalah! Jangan sampai hati kita mengeras, sehingga nasehat yang diberikan kepada kita tidak menimbulkan kesan apa pun. Bila kematian disebut kita tidak lagi merasa ngeri. Bial mendengar ancaman Allah swt. kita tidak lagi gentar.
Rasulullah saw. Bersabda:
وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنَ اللَّهِ الْقَلْبُ الْقَاسِى. رواه الترمذى
Yang paling jauh dari Allah Ta'ala adalah hati yang keras (H.R.Turmudzi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar