Allah menciptakan kita dari setetes mani yang bercampur (nuthfatin amsyaj/Gamet). Setelah aqil balig Allah menguji kita dengan taklif (mandat) berupa perintah dan larangan. Karena itulah Allah menjadikan kita mendengar dan melihat.
Allah swt. Berfirfan:
Allah swt. Berfirfan:
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya, karena itu kami jadikan dia mendengar dan melihat. (Q.S.Al-Insaan: 2).Allah swt. menguji kita dengan alat pendengar. Semoga kita dapat menggunakannya sesuai dengan tujuan diciptakannya.
Fungsi alat pendengar adalah untuk mentransfer setiap suara ke otak. Oleh karena itu setelah kita mendengar ayat-ayat Allah, maksud ayat-ayat tersebut akan tersimpan di dalam memori otak (akal) orang yang beriman untuk dipatuhi.
Kita harus mendengarkan ayat-ayat Allah. Karena Allah telah berfirman bahwa ayat-ayat-Nya hanya akan didengar oleh orang-orang yang beriman yang berserah diri kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya:
وَمَا أَنْتَ بِهَادِي الْعُمْيِ عَنْ ضَلَالَتِهِمْ إِنْ تُسْمِعُ إِلَّا مَنْ يُؤْمِنُ بِآَيَاتِنَا فَهُمْ مُسْلِمُونَ
Dan kamu sekali-kali tidak dapat memimpin (memalingkan) orang-orang buta dari kesesatan mereka. kamu tidak dapat menjadikan (seorangpun) mendengar, kecuali orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami, lalu mereka berserah diri.(Q.S.An-Naml:81).Semoga kita dapat mematuhi ayat-ayat Allah yang telah kita dengar dan kita baca.
Allah swt. juga menguji kita dengan alat pelihat. Semoga kita dapat menggunakannya sesuai dengan tujuan diciptakannya.
Sebagai orang yang beriman kita harus melihat tanda-tanda kekuasaan Allah. Karena Allah telah menyatakan bahwa ayat-ayat-Nya hanya dapat diambil sebagai pelajaran oleh orang-orang yang berakal.
Allah swt. berfirman:
Allah swt. berfirman:
وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). (Q.S.Al-Baqarah:269)Allah juga telah memerintahkan orang-orang yang berakal untuk bertakwa (berbakti) kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya:
وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
Dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (Q.S.Al-Baqarah:197)Dari ayat tersebut kita tahu bahwa hanya orang berakalah yang mampu mematuhi perintah dan larangan Allah. Karena itu, kita tidak boleh lengah terhadapnya. Sebab kelengahan merupakan salah satu dinding yang menjadi penghalang antara kita dan Allah.
Dan bila kelengahan itu menimpa kita maka pikiran kita akan lumpuh, hati kita menjadi tak berperasaan, sehingga daya jangkau akan pengetahuan ayat-ayat Allah menjadi non aktif.
Orang yang tidak menggunakan hati, mata dan telinga untuk mematuhi perintah dan larangan Allah. maka mereka akan menjadi isi neraka jahanam, karena Allah telah berfirman:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آَذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. (Q.S.Al-A'raaf:179)Allah swt. melarang kita mengikuti apa yang kita tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai petanggung jawaban di hadapan Allah swt. Sebagaimana firman-Nya:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Q.S.Al-Israa'36).Perlu diketahui pula! Bahwa perintah dan larangan adalah amanat dari Allah untuk kita patuhi. Bila tidak, maka terkikislah iman dan takwa kita.
Rasulullah saw. Bersabda:
Rasulullah saw. Bersabda:
لاَ إِيمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ . رواه احمد
Tidak ada iman bagi orang yang tidak memelihara amanah. (H.R.Ahmad)Apa yang kita katakan baik terucapkan atau tidak pasti didengar dan disaksikan oleh Allah. Karena itu sungguh sangat mengherankan bila kita masih saja melanggar segala macam ketentuan Allah swt.
Semoga kita tidak menjadi orang yang lalai terhadap perintah dan larangan Allah. Karena Allah telah menjadikan kita mendengar dan melihat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar