Banyak orang yang menyangka dirinya baik. Banyak pula tatkala mereka salah membela diri dengan berbagai alasan yang belum tentu benar. Dengan demikian berarti mereka membuat buruk budi pekertinya sendiri. Hal itu dilakukannya karena mereka terpengaruh oleh keadaan lahiriyah dirinya. Perbuatan yang mereka lakukan itu merupakan suatu kebodohan, karena mereka pasrah kepada hawa nafsu yang menyebabkan mereka melakukan kefasikan (maksiat).
Sebagai orang yang beriman! Kita tidak boleh seperti itu. Bila kita pernah seperti itu berarti kita pernah membuat buruk budi pekerti jiwa ini. Dengan demikian berarti kita pernah melakukan suatu kebodohan. Sikap seperti itu tidak boleh kita ulangi lagi.
Untuk tidak mengulanginya maka jangan sampai kita tertipu oleh kedaan lahiriyah diri kita dan jangan pasrah kepada nafsu . Bila kita pasrah kepada nafsu berarti kita telah mengambil jalan kefasikan.
Allah mengilhamkan kepada jiwa kita jalan kefasikan dan jalan ketakwaan. Apabila kita memperburuk budi pekerti diri berarti kita mengambil jalan kefasikan.
Allah swt. berfirman:
Oleh karena itu kita harus menjaga jiwa dengan perilaku ketakwaan dan jangan sampai mengotorinya dengan perilaku kefasikan (dosa).
Allah swt. berfirman:
Ketahuilah! Bahwa membuat buruk budi pekerti merupakan tindakan tidak bermoral dan tindakan itu merupakan tindakan yang keluar dari ketaatan kepada Allah.
Orang yang tidak taat kepada Allah berarti ia telah aniaya diri. Dan orang yang aniaya diri tidak akan mendapat bimbingan dari Allah swt. Sebagaimana firman-Nya:
Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang yang membuat buruk budi pekerti diri dengan perilaku-perilaku tercela. Karena perilaku tercela merupakan perbuatan aniaya diri.
Apabila dalam jiwa kita muncul keinginan membuat buruk budi pekerti dengan berbagai macam perbuatan maksiat atau kefasikan (dosa) jangan dipraktekkan, karena Allah swt. tidak akan membimbing orang yang berbuat dosa. Sebagaimana firman-Nya:
Sebagai orang yang beriman kita harus hati-hati dan waspada terhadap perbuatan kefasikan (dosa), karena Allah senantiasa mengawasi kita.
Allah swt. berfirman:
Ketahuilah! Bahwa keinginan membuat buruk budi pekerti, meskipun masih kita samarkan di dalam hati, juga diketahui oleh Allah. Sebagaimana firman-Nya:
Membuat buruk budi pekerti merupakan perbuatan maksiat. Bila kita lakukan maka tidak akan luput dari siksa (adzab) Allah. Karena Allah akan membalas semua amal yang kita lakukan.
Allah swt. berfirman:
Dan bila kita membuat buruk budi pekerti berarti kita berpaling dari peringatan Allah (Al-Qur'an). Hal itu merupakan suatu kebodohan yang kita lakukan setelah kita menyarakan diri percaya (iman) kepada Al-Qur’an.
Allah swt. berfirman:
Sebagai orang yang beriman! Kita tidak boleh seperti itu. Bila kita pernah seperti itu berarti kita pernah membuat buruk budi pekerti jiwa ini. Dengan demikian berarti kita pernah melakukan suatu kebodohan. Sikap seperti itu tidak boleh kita ulangi lagi.
Untuk tidak mengulanginya maka jangan sampai kita tertipu oleh kedaan lahiriyah diri kita dan jangan pasrah kepada nafsu . Bila kita pasrah kepada nafsu berarti kita telah mengambil jalan kefasikan.
Allah mengilhamkan kepada jiwa kita jalan kefasikan dan jalan ketakwaan. Apabila kita memperburuk budi pekerti diri berarti kita mengambil jalan kefasikan.
Allah swt. berfirman:
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا . فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (Q.S. Asy-Syams:7- 8).Oleh karena itu kita harus menjaga jiwa dengan perilaku ketakwaan dan jangan sampai mengotorinya dengan perilaku kefasikan (dosa).
Allah swt. berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا . وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S. Asy-Syams:9-10).Ketahuilah! Bahwa membuat buruk budi pekerti merupakan tindakan tidak bermoral dan tindakan itu merupakan tindakan yang keluar dari ketaatan kepada Allah.
Orang yang tidak taat kepada Allah berarti ia telah aniaya diri. Dan orang yang aniaya diri tidak akan mendapat bimbingan dari Allah swt. Sebagaimana firman-Nya:
وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Q.S.Al-Baqarah:258)Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang yang membuat buruk budi pekerti diri dengan perilaku-perilaku tercela. Karena perilaku tercela merupakan perbuatan aniaya diri.
Apabila dalam jiwa kita muncul keinginan membuat buruk budi pekerti dengan berbagai macam perbuatan maksiat atau kefasikan (dosa) jangan dipraktekkan, karena Allah swt. tidak akan membimbing orang yang berbuat dosa. Sebagaimana firman-Nya:
وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. (Q.S.At-Taubah:80)Sebagai orang yang beriman kita harus hati-hati dan waspada terhadap perbuatan kefasikan (dosa), karena Allah senantiasa mengawasi kita.
Allah swt. berfirman:
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya (Qaf:16)Ketahuilah! Bahwa keinginan membuat buruk budi pekerti, meskipun masih kita samarkan di dalam hati, juga diketahui oleh Allah. Sebagaimana firman-Nya:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ
Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya. (Qaf:16)Membuat buruk budi pekerti merupakan perbuatan maksiat. Bila kita lakukan maka tidak akan luput dari siksa (adzab) Allah. Karena Allah akan membalas semua amal yang kita lakukan.
Allah swt. berfirman:
إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.(Q.S.ath-Thur:16)Dan bila kita membuat buruk budi pekerti berarti kita berpaling dari peringatan Allah (Al-Qur'an). Hal itu merupakan suatu kebodohan yang kita lakukan setelah kita menyarakan diri percaya (iman) kepada Al-Qur’an.
Allah swt. berfirman:
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآَيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, Kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa. (Q.S.Assajdah:22).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar