Selasa, 24 Januari 2012

Peranan akhlak dalam menentukan kejayaan suatu bangsa

Tidak diragukan lagi bahwa sumber pembinaan akhlak yang paling sempurna adalah agama. Hal ini sejalan dengan misi yang diterima Rasulullah saw. Sebagaimana sabdanya:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَق.رواه البيهقى
Sesungguhnya Aku telah diutus untuk menyempurnakan budi pekerti. (H.R.Baihaqi).

Akhlak merupakan pantulan iman dan takwa seseorang. Akhlak juga merupakan ukuran kejayaan, keagungan, dan kewibawaan seseorang, kelompok masyarakat, dan bangsa.
Ahmad Syauqi rahimahullah berkata:
إِنَّمَا الأُمَمُ الأَخْلاَقُ مَا بَقِيَتْ . فَإنْ هُمَ ذَهَبَتْ أَخْلاَقُهُمْ ذَهَبُوْا
Sesungguhnya kejayaan suatu bangsa tergantung akhlak/moralnya, manakala moral mereka rusak, maka hancurlah bangsa itu.
Bila kejayaan suatu bangsa tergantung pada moralnya. Maka untuk mempertahankan moral generasi suatau bangsa tidak lepas dari peristiwa terjadinya regenerasi.
Terjadinya regenerasi dari yang tua kepada penggatinya merupakan usaha untuk memelihara kelangsungan hidup suatu keluarga dan bangsa. Oleh karena itu seorang ayah harus membekali anaknya dengan ilmu pengetahuan, kepandaian, dan ketrampilan yang dilandasi dengan kepribadian dan akhlak yang mulia.
Rasulullah saw. Bersabda:
مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدًا مِنْ نَحْلٍ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ. رواه احمد والترمذى
Tidak ada pemberian orang tua kepada anaknya yang lebih utama dari pada pendidikan yang baik. (H.R. Turmudzi dan Ahmad).
Pendidikan agama dari seorang ayah kepada anaknya akan menjamin nilai-nilai moralnya. Sedangkan pendidikan umum akan menjadikannya pandai dan trampil. Hal ini pada dasarnya merupakan tanggungjawab seorang pemimpin rumah tangga. Betapapun beratnya harus dilakukan karena hal itu amanat dari Allah swt. 
Rasulullah saw. Bersabda:
عَلِمُوْا أَبْنَاءَكُمُ السِّبَاحَةَ وَالرَّمْيَ ، وَالْمَرْأَةَ الْمِغْزَلَ. رواه البيهقى
Ajarkan kepada anak-anak kalian berenang dan melempar dengan panah, serta kepada orang perempuan dipelajarkan menenun. H.R. Baihaqi.
Tugas terpenting pemimpin rumah tangga (ayah) kepada anaknya adalah memperelok perangai, memperbagus budi pekerti, dan pendidikan, agar ia senantiasa berbuat baik, mengenal tugas dan kewajibannya, memuliakan semua perintah dan larangan agama serta mengutamakan urusan akhirat dari pada dunia. Karena dalam berbuat dan bertindak, seseorang tidak dapat lepas dari nilai-nilai akhlaknya.
Rasulullah saw bersabda:
اَكْرِمُوْا أَوْلاَدَكُمْ وَأَحْسِنُوْا آدَابَهُمْ. رواه ابن ماجه
Muliakanlah anak-anak kalian dan baguskanlah budi pekerti mereka. H.R.Ibnu Majah.
Dan bila ia mencoba melepaskan nilai akhlaknya, pasti akan terlepas nilai kemanusiaannya.
Allah swt. Berfirman:
 
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آَذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. (Q.S.Al-A’raaf:179).
Pemimpin rumah tangga yang mengabaikan pendidikan anak-anaknya, tidak memperhatikan pengajaran atas mereka, bahkan membuka pintu hatinya agar senantiasa cinta dunia dan tunduk di bawah kekuasaannya, sehingga anak-anak mendurhakai mereka dan tidak mengikuti petunjuk dan ajarannya, maka janganlah ia menyalahkan orang lain selain diri sendiri.
Sekarang bagaimana kalau pengetahuan pemimpin rumah tangga tentang agama Islam kurang? Artinya tidak kuasa mendidik dan mengajar anaknya tentang agama. Lalu bagaimana cara mengatasi kesulitannya untuk mendidik anak-anaknya dengan akhlak Islam? 
Untuk mengatasi kesulitan tersebut pemimpin rumah tangga dapat membelikan anak-anaknya buku-buku tuntunan akhlak Islam sesuai dengan tingkat umurnya. Atau memerintahkan mereka agar pergi belajar kepada guru-guru agama untuk mempelajari akhlak Islam. Jika tidak, bukan hanya kita yang berdosa, mereka pun ikut berdosa, manakala telah mukallaf.
Seorang pemimpin rumah tangga berkewajiban menyelamatkan dirinya dan keluarganya dari kemurkaan dan siksa Allah swt.
Allah swt. Berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (Q.S. At-Tahriim:6).
Pengertian memelihara keluarga dari api neraka inilah yang merupakan titik tolak kewajiban pemimpin rumah tangga untuk memberikan pengertian serta mendidik generasi penggantinya tentang agama Islam. Melatih generasi penggantinya berbuat dan bersikap sebagai muslim yang baik. Dan membina mereka menjadi manusia-manusia yang berkarakter muslim. Oleh karena itu pemimpin rumah tangga harus memberikan sarana yang memungkinkan terwujudnya generasi penerus yang cakap dan mampu mengemban amanat. Karena mereka akan menjadi pemimpin.
Rasulullah saw. Bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ ، وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِه. رواه البخارى، مسلم، الترمذى، ابوداو واحمد
Kamu semua adalah pemimpin dan akan dimintai pertangung jawabannya tentang yang dipimpinnya. H.R.Bukhari, Muslim, Turmudzi, Abu Dawud dan Ahmad.
Isnya Allah kalau kita sebagai pemimpin rumah tangga dapat menunaikan amanat Allah serta berhasil membina generasi pengganti dengan bimbingan yang sesuai dengan tuntunan Islam, maka keluarga atau bangsa akan memperoleh kebahagiaan lahir dan batin serta terwujudlah suatu keadaan yang adil penuh ampunan Allah swt.

Silakan download! 
http://www.ziddu.com/download/18473244/Perananakhlakdalammenentukankejayaansuatubangsa.rtf.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar