Al-Qur’an adalah bimbingan dan cahaya penuntun bagi orang-orang yang berbakti. Yaitu orang-orang yang berjuang dalam ketaatan kepada Allah dan takut berbuat syirik serta berbagai macam alasan adanya hukuman.
Allah swt. berfirman:
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِين
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (Q.S.Al-Baqarah:2).
Al-Qur’an mendesak kita untuk berpikir dan meralisasikan pikiran kita dengan keragaman wacana Al-Qur’an.
Dalam mendesak orang untuk berpikir dan realisasi pikirannya.
- Sesekali Al-Qur’an menggunakan pengucapan (النظر) pertimbangan. Sebagaimana firman-Nya.
فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? (Q.S. Ath-Thariq:5).
Ayat tersebut mendesak kita untuk memperhatikan asal kejadian manusia, Agar kita tahu akan kekuasaan Allah swt. Apa saja yang diberikan Allah kepada manusia berupa kehidupan dan penghidupan (rizki) mengingatkan kita agar kita tidak kufur kepada-Nya dan tidak meyangkal terhadap adanya hari kebangkitan. Karena Allah kuasa menciptakan kita setelah mati.
Ayat tersebut menuntut kita untuk menjadi manusia-masia yang mampu berpendapat tentang yang baik dan yang buruk.
- Sesekali Al-Qur’an menggunakan pengucapan tinjauan kemasa depan (التبصر). Sebagaimana firman Allah.
وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلَا تُبْصِرُون
Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Q.S.Adz-Dzariyaat:21).
Ayat tersebut mendesak kita untuk mengamati dalam penciptaan diri kita, mulai dari evolusi pertumbuhannya, fungsi persepsi, sel-sel tubuh dan yang diletakkan dalam tubuh kita. Seperti warna kulit kita, bentuk tubuh kita, dan bahasa yang kita gunakan.
Ayat tersebut merupakan ayat panggilan bagi orang-orang yang hatinya terapnggil untuk berpikir untuk merenungkan kebesaran Allah, kekuasan-Nya dan kreativitas-Nya.
Ayat tersebut menuntut kita untuk menjadi manusia-manusia yang mempunyai wawasan yang luas.
Ayat tersebut menuntut kita untuk menjadi manusia-manusia yang mempunyai wawasan yang luas.
- Kadang-kadang Al-Qur’an menggunakan pengucapan pemikiran (التفكر). Sebagaimana firman-Nya.
وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مِنْهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (Q.S.Al-Jaatsiyah:13).
Ayat tersebut menunjuki kita bila kita berakal akal sehat pasti paham bahwa pemberi penghidupan itu Allah. Karena Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dari bintang-bintang dan planet-planet. Dan apa yang ada di bumi dari laut, sungai, binatang, pohon, tanaman, angin dan hujan. Untuk memutar memutar mata pencaharian dan kepentingan hamba-Nya, agar kehidupan dan kemaslahatan hamba-nya terpenuhi.
Ayat tersebut menuntut kita untuk menjadi orang-orang yang senantiasa merenungkan ciptaan Allah, sehingga mampu mengagungkan Allah swt. di setiap saat.
Ayat tersebut menuntut kita untuk menjadi orang-orang yang senantiasa merenungkan ciptaan Allah, sehingga mampu mengagungkan Allah swt. di setiap saat.
- Terkadang menggunakan pengucapan mengingat kembali (التذكير). Sebagaimana firman-Nya.
وَهَذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيمًا قَدْ فَصَّلْنَا الْآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ
Dan inilah jalan Tuhanmu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya kami telah menjelaskan ayat-ayat (kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. (Q.S. Al-An’am:126)
Ayat tersebut mengingatkan kita agar kita ingat-menyadari, memahami dan mengerti bahwa agama Islam adalah jalan yang lurus.
Ayat tersebut menuntut kita agar menjadi orang-orang yang senantiasa mengingat kembali peringatan-peringatan Allah swt. sebagai pelajaran.
- Kadang-kadang menggunakan pengucapan panggilan ke pikiran (الاعتبار) (pertimbangan). Sebagaimana firman-Nya.
فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ
Maka ambillah (Kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, Hai orang-orang yang mempunyai wawasan. (Q.S.Al-Hasyr:2).
Ayat tersebut menunjuki kita untuk mengambil pelajaran bila kita mempunyai pemahaman dan wawasan tentang suatu peristiwa yang terjadi. Supaya kita menjadi orang-orang bijak.
- Kadang-kadang mendesak untuk mengerti (التفقه). Sebagaimana firman-Nya:
انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآَيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ
Perhatikanlah, betapa kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran kami silih berganti agar mereka memahami(nya)". (Q.S.Al-An’am:65).
Ayat tersebut mengingatkan kita agar kita memahami apa yang Allah ciptakan untuk kita, memahami syari’ah dan tuntunan Allah.
Semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang gemar membaca Al-Qur’an dan terpelihara oleh Al-Qur’an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar