Selasa, 09 April 2013

Pelajaran dibalik merenungi diri sendiri

Merenungi diri sendiri sangat dianjurkan karena selaras dengan firman Allah swt.
وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلَا تُبْصِرُونَ
Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (Q.S. Adz-Dzariyaat:21).
Ayat tersebut mengingatkan kita untuk merenungi diri sendiri, mulai dari fases (kotoran), urin, sendi-sendi, anggota badan, perubahan usia, perubahan kekuatan, bahkan uban di kepala, bila kita lakukan dengan benar kita akan mengerti bahwa semuanya merupakan sebuah pelajaran buat kita.
Merenungi diri akan mebuat kita mengerti, bahwa kita makhluk Allah yang diperintah mengabdi kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S. Adz-Dzariyaat:56).

Bahkan pengabdian itu harus kita lakukan sampai ajal menjemput kita. Sebagaimana firman-Nya:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (Q.S.Al-Hijr:99).
Mudah-mudahan firman Allah tersebut menyadarkan kita, bahwa hidup ini bukan hanya untuk memakmurkan dunia, mengumpulkan uang, membangun peran, bersenang-senang, dan membuat sepanjang hari mengulangi seperti itu.
Apabila kondisi kita selalu begitu, maka kita tergolong orang-orang yang kurang memperhatikan ruku’ dan sujud kepada Allah. Kita harus ingat bahwa Allah telah berfirman.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (Q.S.Al-Hajj:77).

Mudah-mudahan ruku’ dan sujud kita kepada Allah selaras dengan maksud kandungan ayat tersebut.

Bila kita mau merenungi diri kemudian mau membandingkannya dengan makhluk Allah lainnya seperti Malaikat, Jin, Setan dan binatang maka kita akan tahu kita ini sbenarnya seperti apa.
Perhatikan penciptaan Allah terhadap diri ini. Kemudian bandingkan dengan penciptaan Allah terhadap Jin dan Setan. Pasti kita tahu bahwa manusia adalah makhluk Allah yang diberi akal, syahwat, dan nafsu. Begitu juga jin dan setan juga makhluk Allah swt. yang diberi akal, syahwat, dan nafsu. Oleh karena itu kita harus ingat, bahwa syahwat dan nafsu setan sering mengalahkan kehendak pikiran manusia. Bahkan terkadang memotong waktu manusia dengan etika buruk seperti, congkak, iri hati, dengki, dan seluruh etika lainnya yang merusak diri manusia. 

Sekali lagi. Perhatikan diri ini! Kemudian bandingkan dengan penciptaan Allah terhadap Malaikat dan binatang. Pasti kita tahu bahwa Malaikat adalah makhluk Allah yang diberi akal tanpa syahwat dan nafsu. Sedang Binatang adalah makhluk Allah yang diberi syahwat tanpa akal. Maka dari itu, bila pikiran manusia didominasi keinginan Malaikat, seolah-olah mereka dari dunia Malaikat. Seperti: Al-Anbiyaa, ar-Rusul, al-Auliyaa’, dan al-Ashfiyaa’, yang demikian itu sangat sedikit. Sedangkan orang yang pikirannya didominasi oleh nafsu syahwat binatang, dia akan melakukan hal-hal yang diperbolehkan. Seperti makan, minum, berpakaian dan lainnya. Mereka akan makan dan menikmati setelah terlarut dari apa yang diperoleh dari dunia binatang. Tetapi dunia binatang itu tidak dibebankan pada binatang. Tidak ada yang salah menikmati itu semua, tetapi kita tidak boleh terlarut dalam menikmatinya.  Kita harus ingat bahwa Allah swt. berfirman.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآَبِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Q.S.Ali  Imran:14)

Apabila pikiran seseorang dikalahkan oleh etika setan seperti perilaku takabur, ujub, hasud,  dan semua akhlak tercela, maka perilaku yang demikian ini dari dunia setan. Dan jika itu berkumpul dalam diri seseorang, berupa keinginan secara berlebihan, mengikuti nafsu, dan perilaku buruk. Maka manusia akan menjadi dalam gambarnya (Setan). Setan dalam kreasinya. Dan binatang dalam hawa nafsunya. Oleh karena itu kita harus waspada, terhadap Setan yang mampu menyusup dalam diri kita melalui aliran darah. Rasulullah saw bersabda.
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّم. رواه البخارى ومسلم.
Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh anak Adam melalui aliran darah. (H.R. Bukhari  dan Muslim).
 
Oleh karena itu, sekarang pikirkan diri kita, keluarga kita, rumah kita, pekerjaan  kita, kesehatan kita, teman-teman kita, dan dunia di sekitar kita. Pasti kita akan tahu bahwa semuanya itu nikmat Allah. Namun terkadang kita menyangkalnya alias tidak bersyukur atas semuanya itu.
Mudah-mudahan dengan taufiq dan hidayah Allah swt. kita selalu mengabdi kepada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar