Sabtu, 24 April 2010

Bahaya Kebodohan Mengenai Hukum Allah

Sebagai orang Islam kita harus mengetahui hukum-hukum Allah swt, jika tidak maka kita akan terperosok ke dalam perkara yang dimurkai Allah.
Allah tidak akan menerima alasan apa pun dari kita dikemudian hari, karena Allah telah memerintahkan kita agar mencari ilmu.
Allah swt. berfirman:
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (QS.An-Nahl:43) Allah telah mewajibkan kepada para ulama agar memberikan pengajaran kepada kita. Sebagaimana firman-Nya:
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik (QS.An-Nahl:125)
Jika kita masih acuh dan lalai mempelajari hukum-hukum Allah, hal ini menunjukkan bahwa kita masih menyayangi dunia, sehingga kita tunduk terhadap hawa nafsu, lalu bertambah jauhlah kita dari Allah sehingga terkutuklah kita dan tersingkir dari nikmat dan rahmat-Nya.
Bila kita berani memperkecil urusan agama dan memperingan urusan akhirat itu pertanda bahwa kita itu terpedaya oleh urusan dunia dan hati kita telah mati.
Sungguh bodoh bila kita tidak mengetahui sama sekali urusan agama kita, karena kita:
• Tidak pernah meluangkan waktu untuk menuntut ilmu; • Enggan hadir dalam majlis-majlis para ulama, agar bisa mempelajari hukum agama.
Dengan alasan tidak ada waktu luang; banyak kerja dan urusan; dan ungkapan lain yang senada. Padahal kita wajib memuji Allah karena telah melapangkan jalan bagi kita untuk menuntut ilmu dari para ulama. Sedangkan mempelajari hukum-hukum Allah adalah fardhu ’ain dan tidak membutuhkan biaya yang besar.
Allah swt. berfirman:
فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya (QS.At-taubat:122).
Kita tidak boleh lalai terhadap mati dan hal-hal yang akan terjadi sesudah mati, karena hal itu merupakan kebodohan.
Allah mengingatkan kita tentang manusia yang bersifat lalai dalam firman-Nya:
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ . يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (QS.Ar-Ruum:6-7).
Kebodohaan adalah sumber kecelakaan, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh sebab itu kita tidak boleh lalai terhadap kewajiban-kewajiban yang diperintahkan Allah .
Kita harus menyelamatkan diri dari belenggu kebodohan kepada cahaya ilmu pengetahuan. Meskipun kita tidak wajib menuntut segala ilmu pengetahuan tetapi kita harus mempelajari sekedar yang perlu dan wajib kita ketahui.
Rasulullah saw. bersabda:
لاَيَنْبَغِى لِلْجَاهِلِ أَنْ يَسْكُتَ عَلَى جَهْلِهِ وَلاَ لِلْعَالِمِ أَنْ يَسْكُتَ عَلَى عِلْمِهِ. رواه الطبرانى
Tidak wajar bagi orang yang tidak berilmu berdiam diri di atas kejahilannya (kebodohannya) dan orang ‘alim berdiam diri di atas keaalimannya. (HR.Thabroni).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar