Jika kita berdosa, tetapi tidak segera bertobat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya, bahkan mengharap pula agar Allah mengampuni dosa kita, sedang kita malas beramal saleh, dan senantiasa sibuk dengan urusan dunia sepanjang masa, kemudian bercita-cita, bahwa Allah akan memuliakan dan mengangkat derajat kita di surga bersama-sama orang-orang saleh, maka nyatalah bahwa kita adalah seorang yang berangan-angan kosong.
Allah swt. berfirman: وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى
Dan Hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (syurga). (Q.S.An-Najm:31)
Apabila kita hanya mengharap ampunan dan bercita-cita masuk surga tanpa usaha dan amal, seperti melaksanakan segala perintah, melakukan kebajikan di samping meninggalkan segala yang dilarang dan menjauhi perkara jahat, maka sikap kita yang demikian itu keliru, yang demikian itu berarti kita tunduk pada kemauan setan yang terkutuk.
Allah swt. Berfirman:
Allah swt. Berfirman:
وَمَنْ يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُبِينًا . يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا
Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (Q.S.An-Nisaa’:199-120)
Merupakan tindakan yang sangat berbahaya bila kita itu mengharap ampunan dari Allah swt. tetapi malas beramal.
Ketahuilah, bila kita berangan-angan kosong dan terperdaya oleh hawa nafsu kita, kita tidak mempunyai alasan sama sekali. Sekiranya kita berkata, “Sesungguhnya, Allah swt. tidak akan mendapat madharat dari dosaku, atau mendapat manfaat dari ketaatanku, Dia Maha Kaya, tiada berhajat kepada amalku!” Jawabnya memang benar. Tetapi dosa-dosa itu akan mendatangkan madharat bagi kita.
Allah swt. Berfirman:
إِنَّهُ مَنْ يَأْتِ رَبَّهُ مُجْرِمًا فَإِنَّ لَهُ جَهَنَّمَ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَى
Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, Maka Sesungguhnya baginya neraka jahannam. ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. (Q.S.Thahaa:74).Sedangkan ketaatan akan mendatangkan manfaat bagi kita. Kita sangat butuh kepada amal saleh. Kita harus mohon taufik untuk beramal saleh. Ketahuilah, bahwa tanda bahagia kita ialah, manakala Allah swt. memberi taufik kepada kita untuk beramal saleh di masa hidup dan memudahkan kita jalan menuju ketaatan. Sedangkan tanda celaka kita ialah, manakala Allah menyulitkan kita untuk beramal saleh, dan dibukakan pula jalan untuk melakukan kejahatan.
Rasulullah saw. bersabda:اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ ، أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ ، وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ . رواه البخارى
Bekerjalah, sesungguhnya setiap orang itu dimudahkan kepada apa yang ditakdirkan baginya, Jika ia ditakdirkan menjadi ahli bahagia (surga), maka akan dimudahkan baginya amalan ahli bahagia , jika ia ditakdirkan menjadi ahli celaka, maka akan dimudahkan baginya, amalan ahli celaka (neraka). H.R.Bukhari.
Semua makhluk pasti berusaha dan bekerja mencari rizki, meskipun Allah swt. telah menjamin rizki semua makhluknya.
Allah swt. Berfirman:وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya (Q.S.Huud:6)
Sesungguhnya dunia dianjurkan oleh Allah swt. untuk ditinggalkan dan dilarang untuk dicintai, setelah allah swt. menjamin bagi kita rizki sekedar yang berkecukupan, tidaklah bisa diperoleh melainkan dengan berusaha dan bekerja.
Demikian pula akherat yang dianjurkan Allah swt. agar kita menyintainya dan memerintahkan kita untuk menuntutnya. Disamping memberi tahu kita di dalam kitab-Nya dan melalui lisan Nabi-Nya, bahwa kita tidak akan selamat dari adzab-Nya pada yaumul qiyamah, dan tidak akan memperoleh balasan-Nya melainkan setelah kita berusaha dan rajin menuntutnya.
Kita jangan memutarbalikkan perkara, dan meletakkan sesuatu yang bukan pada tempatnya, jika kita berbuat seperti itu, di mana akal kita? Apa alasan kita bila bertemu dengan Allah swt? Apa yang hendak kita katakan kepada Allah swt? dan apa yang hendak kita katakan pada Rasulullah saw? Yang diutus untuk menyeru kita dari dunia ke akherat?
Ketika itu putuslah semua alasan, sehingga kita tidak tahu dan apa yang hendak kita katakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar