Memaafkan kesalahan orang merupakan sikap terpuji karena termasuk perbuatan baik. Allah swt. memerintahkan kita untuk memaafkan kesalahan orang. Allah swt. berfirman.
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِين
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S.Ali Imran:134)
Ayat tersebut menjadi landasan teologis memaafkan kesalahan orang yang harus kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Berkat rahmat Allah swt. kita dapat bersikap lemah lembut dan berlapang dada, sehingga kita tidak bersikap keras dan berhati kasar terhadap orang lain. Allah swt. berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. (Ali Imran:159)
o Allah swt. menyuruh kita untuk memaafkan kesalahan orang lain dan bermusyawarah dengan mereka terhadap hal-hal duniawiyah seperti politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya. Allah swt. berfirman:
فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ
Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. (Ali Imran:159)
Setelah tekad sudah bulat untuk bermusyawarah dengan mereka tentang hal-hal keduniaan, maka kita harus berserah diri sepenuhnya kepada Allah swt. Allah swt. berfirman:
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali Imran:159)
o Allah swt. juga meyuruh kita memaafkan dan berlapang dada terhadap orang-orang yang sesudah mendapat hukuman atas perbuatan salah mereka. Allah swt. berfirman:
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S.An-Nuur:22)
Allah swt. menjelaskan kepada kita bahwa balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, namun Allah swt. tidak suka pada orang-orang yang berbuat dholim.Allah swt. berfirman:
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang zalim. (Q.S.Asy-Syuuraa:40)
Oleh karena itu kita harus memaafkan orang yang memusuhi kita ketika kita mampu melakukan pembalasan. Hal ini merupakan satu perbuatan yang sangat baik dan tinggi nilainya di sisi Allah swt. bahkan menambah tinggi martabat dan derajat kita di hadapan masyarakat dan musuh. Rasulullah saw. bersabda:
أحْسَنَ النَّاس خُلُقاً . متفقٌ عَلَيْهِ
Sebaik-baik manusia adalah orang-orang yang terbaik karakternya. (Mutafaq’alaih)
Mudah-mudahan kita mempunyai budi pekerti ahli dunia dan akhirat yang paling utama, yaitu suka bersilaturahim, menolong orang yang tidak pernah menolong, dan memaafkan orang yang pernah menganiaya.Rasulullah saw. bersabda:
عن عقبة بن عامر قال : قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم:أَلاَ أُخْبِرُكَ بِأَفْضَلِ أَخْلاَقِ أَهْلِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ، تَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ ، وَتُعْطِي مَنْ حَرَمَكَ ، وَتَعْفُوْ عَمَنْ ظَلَمَكَ .أخرج البيهقي
Dari Uqbah bin Amr. Ia berkata. Rasulullah saw.bersabda kepadaku! Maukah engkau ku beritahukan budi pekerti ahli dunia dan akhirat yang paling utama? Yaitu: menyambung kembali kekeluargaan dengan orang yang memutuskannya, memberi pada orang yang tidak pernah memberimu, dan memaafkan orang yang pernah menganiayamu. (Ahrajau Baihaqi)
Sebagai orang yang beriman, kita harus ingat bahwa tidak mau memaafkan kesalahan orang merupakan perbuatan maksiat, yaitu berupa pembangkangan terhadap perintah Allah swt.
Kita harus ingat, bahwa Allah swt. menjadikan dosa-dosa dan kejahatan kita sebagai sebab untuk mendapatkan sanksi di dunia. Allah swt. juga menjadikan pertobatan dan amal saleh kita sebagai sebab untuk mengampuni dosa-dosa.
Siksa Allah swt. ada yang disegerakan di dunia (berupa musibah) dan ada yang ditunda diberikan di akhirat nanti. Allah swt. berfirman:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (Q.S.Asy-Syuura:30)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar