Apabila kita membaca Al-Qur'an harus kita lakukan dengan khusyu', ikhlas, dan mengharap ridha Allah dalam membacanya, mengharap pahala dari bacaannya. Disamping itu batin dan hati kita harus penuh dengan perasaan akan kebesaran Allah, dan merendahkan diri kepada-Nya karena kemahaagungan-Nya. Hati kita juga harus khusyu' seakan-akan kita itu sedang berdiri di hadapan Allah swt. Dalam membaca Al-Qur'an hendaknya kita bersifat dengan sifat-sifat tersebut atau bahkan yang lebih sempurna lagi.
Allah swt. menyifati para hamba-Nya yang khusyu' di dalam membaca Al-Qur'an sebagaimana firman-Nya:
إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ سُجَّدًا . وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولًا . وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا
Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud. Dan mereka berkata: "Maha Suci Tuhan kami, Sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi". Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'. (Q.S.Al-Israa':107-109)
Orang-orang beriman dari ahlul kitab sebelum Al-Qur'an diturunkan, apabila mereka dibacakan ayat-ayat Al-Qur'an mereka lantas sujud, dan bersyukur atas nikmat Allah serta menyungkurkan mukanya sambil menangis sehingga bertambah khusyu'lah mereka. Itulah sifat mereka yang ditunjukkan oleh Allah swt. kepada kita agar kita meneladaninya.Sudahkah kita seperti mereka? Jika belum marila kita berusaha semaksimal mungkin untuk dapat khusyu' dalam membaca Al-Qur'an atau dalam keadaan diperdengarkan bacaan Al-Qur'an.
Sifat lain yang harus dimiliki oleh orang yang membaca Al-Qur'an yang ditunjukkan oleh Allah agar kita meneladaninya adalah sifat takut kepada-Nya.
Allah swt. berfirman:اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. (Q.S.Az-Zumar:23).
Dalam Al-Qur'an banyak ayat yang mengandung peringatan, pengajaran, pelajaran, suri tauladan, serta hukum-hukum, semua itu harus kita pahami sebagaimana yang diharapkan oleh Allah swt.
Allah mennyifati para hamba-Nya yan takut kepada-Nya. Apabila ia dibacakan ayat-ayat azab (siksa) dan iqab (hukuman) maka gemetarlah kulitnya karena sangat takutnya. Dan apabila dibacakan ayat-ayat yang mengandung rahmah, ampunan, dan pahala, maka hatinya menjadi tenang dan tenteram jiwanya karena ia senantiasa ingat kepada Allah swt. Takutkah kita apabila membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang berkenaan dengan siksa dan hukuman? Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang takut akan siksa dan hukuman Allah atas segala dosa yang kita lalukan. Apa jadinya jika kita ini sudah tidak takut lagi kepada Allah? Padahal kita sering membaca atau diperdengarkan ayat-ayat Allah yang berhubungan dengan "khauf" (takut) kepada Allah dan adzab-Nya, diantaranya:
Ayat 175 Surah Ali Imran:إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ.
Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaku, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (Q.S.Ali Imran:175)
Ayat 77 Surah Ali Imran:إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَئِكَ لَا خَلَاقَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. bagi mereka azab yang pedih. (Q.S.Ali Imran:77).
Semoga Allah memberi taufiq kepada kita untuk hanya takut kepada-Nya saja.
Barangsiapa mempunyai sifat sebagaimana tersebut di atas di saat membaca atau diperdengarkan ayat Al-Qur'an kepadanya berarti Allah swt. telah memberi hidayah kepadanya.
Allah swt. berfirman:وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (Q.S.Al-Baqarah:213).
Sifat terpenting yang harus kita miliki dalam membaca Al-Qur'an ialah merenungi bacaannya, memahami maksudnya dengan penuh kesadaran dan tidak lalai.
Allah swt. Berfirman:كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (Q.S.Shaad:29)
Setelah kita memperhatikan ayat-ayat Al-Qur'an yang kita baca, kita harus beramal (berperilaku) dengannya dan mengikuti apa yang diperintahkannya dan menahan diri dari apa yang dilarangnya.
Mudah-mudahan kita dapat melakukannya karena membacanya dengan bacaan yang bagus saja itu tidak cukup sedangkan kita itu mempunyai akal, dan pikiran. Dengan memperhatikan ayat-ayat Al-Qur'an yang kita baca atau diperdengarkan kepada kita mudah-mudahan kita dapat memahami dan menangkap maksud dan tujuannya serta apa yang terkandung di dalamnya untuk kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar