Rabu, 11 Mei 2011

Amal yang tidak dibarengi takwa tidak punya bobot di sisi Allah swt.


Kita harus menjaga ketakwaan kita kepada Allah swt. Caranya dengan mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya.
Kita harus berhati-hati, jangan sampai melanggar larangngan Allah seperi riya', nifaq, ujub, takabur, sum'ah dan lain sebagainya.
Bila kita mengharapkan amal yang kita lalukan ada bobotnya (nilainya) di sisi Allah, maka amal itu harus kita barengi dengan takwa. Karena amal yang tidak dibarengi dengan takwa tidak punya bobot di sisi Allah.
Allah hanya menerima amal dari orang-orang yang bertakwa.  Sebagaimana firman-Nya:
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa. (Q.S.Al-Maidah:27)
 
Amal sedikit, bila kita lakukan dengan zuhud (hati kosong dari segala sesuatu yang mengganggu ketika menghadap Allah) tidak dapat dianggap sedikit. Karena yang memerintahkan kita beribadah dan mengesakan Allah adalah Allah yang menjadikan amal kita sedikit. Sebaliknya amal banyak yang kita lakukan dengan hati yang tidak zuhud tidak bisa dianggap banyak, sebab hati kita masih terisi selain Allah swt.
Ibnu Mas'ud r.a. berkata:
رَكْعَتَيْنِ مِنْ زَاهِدٍ قَلْبُهُ خَيْرٌ لَهُ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ عِبَادَةِ الْمُتَعَبِدِيْنَ الْمُجْتَهِدِيْنَ إِلَى آخِرِ الدَّهْرِ أَبَداً سَرْمَداً
Dua rekaat yang dilakukan orang zuhud lebih baik dan lebih disukai Allah daripada shalat orang yang tekun beribadah tetapi cinta dunia selamanya.
 
Karena itu, jangan sekali-kali memperkecil arti sesuatu yang kita lakukan dari kebajikan, sehingga karenanya kita berhenti melakukannya.
Rasulullah saw. Bersabda:
لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ. رواه مسلم
Jangan sekali-kali kamu memandang mudah sesuatu kebajikan yang anda lakukan, betapapun kecilnya, meski bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang manis. (H.R.Muslim)
 
Dalam beramal mestinya kita hanya memandang Allah yang menggerakkan amal itu. Karena biasanya manusia mengaku bisa beramal tetapi tidak mau mengakui bahwa Allah-lah yang membuat amal itu.
  Allah swt. berfirman:
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu. (Q.S.Ash-Shaaffat:96)
 
Amal yang dibarengi dengan ketakwaan pasti ada bobotnya di sisi Allah. Tanpa kita mintapun Alllah akan memberi pahala. Namun bila kita minta pahala atas amal kita, berarti kita ragu terhadap janji Allah swt. Sebagaimana firman-Nya:
وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. An-Nahl:97).
 
Oleh karena itu kita jangan beramal demi kepentingan nafsu. Baik amal yang berurusan dengan dunia maupun amal yang berurusan dengan akhirat.
Perlu diketahui! Seandainya tidak ada ampunan Allah niscaya tidak ada amal yang patut diterima.
Allah swt. berfirman:
قُلْ يَاعِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S.Az-Zumar:53)
 
Dan Segala amal saleh itu tidak akan berlaku, melainkan dengan rahmat dan karunia Allah. Sebagaimana firman-Nya:
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S.An-Nuur:21).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar