Selasa, 03 April 2012

Adab dan syarat berdo’a

Orang beriman harus tahu bahwa do’a adalah salah satu nikmat diantara nikmat-nikmat yang kita terima, setelah kita diperintahkan oleh Allah swt. untuk berod’a yang harus kita syukuri.
Allah swt. berfirman.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (Q.S.Al-Mukmin:60).

Perlu diketahui! Bahwa memohon sesuatu dari Allah itu merupakan bukti adanya iman di hati kita. Bukti adanya rasa takut kita akan siksa Allah bila kita tidak melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
Namunn dalam memohon sesuatu dari Allah kita harus memperhatikan etika atau adab-adabnya, sebagaimana dalam firman-Nya:
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِين .
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas [tentang yang diminta dan acara meminta]. (Q.S.Al-A’raaf:55)

Ayat di atas memeberi tuntunan kepada kita agar dalam berdo’a kita melakukannya dengan berendah diri dan suara yang yang lembut.
Firman-Nya lagi.
وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
Dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Q.S.Al-A’raaf:56)

Ayat di atas memberi tuntunan kepada kita agar dalam berdo’a kita melakukannya dengan rasa takut (jangan-jangan tidak diterima) dan penuh harapan akan dikabulkannya.
Firman-Nya lagi.
فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُون
Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya). (Q.S.Al-Mukmin:14)

Ayat di atas memberi tuntunan kepada kita, agar dalam berdo’a kita melakukannya hanya untuk Allah semata. Jangan sampai kita melakukannya seperi yang dilakukan oleh orang-orang musyrik dan perilakunya dalam berdo’a.

Selain etika atau adab sebagaimana tersebut dalam ayat di atas masih ada etika lain yang perlu diperhatikan:
  • Dlam berdo’a kita harus melakukannya dengan sungguh-sungguh;
  • Dalam berdo’a kita harus yakin bahwa do’a yang kita panjatkan kepada Allah akan dikabulkan;
  • Dalam berdo’a hati kita tidak boleh lalai dan terlena. Karena Allah tidak akan menerima permohonan orang yang hatinya lalai dan terlena terhadapa hak-hak Allah swt. dan berharap kepada Allah agar do’a kita terkabul sebab kemurahan Allah dan kebenaran janji-Nya.
Rasulullah saw. bersabda:
اُدْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ. رواه الترمذى
Berdo’alah kepada Allah, sedang engkau meyakini pengabulannya. Dan ketahuilah, bahwa Allah tidak akan menerima do’a seseorang yang lalai dan terlena. H.R.Turmudzi.

Adapun syarat terkabulnya do’a adalah perut kita tidak terisi dari makanan yang haram, sebagaimana yang tertera dalam sabda Rasulullah saw.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم. أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ). ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ. رواه مسلم
Dari Abu hurairah ra. Ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti apa yang telah diperintahkan-Nya kepada para Rasul, maka Allah berfirman: Hai para Rasul, makanlah kamu semua dari sesuatu yang baik dan berbuatlah kamu yang baik. Dan firman Allah yang lain: Hai  orang-orang yang beriman, makanlah kamu semua dari sebaik-baik apa  yang telah ku rezekikan kepadamu. Kemudian Nabi saw. menceritakan seorang lelaki yang telah jauh perjalanannya dengan rambutnya yang kusust, kotor penuh debu, yang menadahkan kedua tangannya seraya berkata (berdo’a). Wahai Tuhanku, sedangkan makannya haram, minumnya haram, pakaiannya haram, dan dikeyangkan dengan barang yang haram, mana mungkin ia akan dikabulkan do’anya. H.R.Muslim.

Bagaimana dengan kita. Apakah kita ini seperti orang yang diceritakan Rasulullah saw! Sudahkah kita dalam berdo’a sudah sesuai dengan tuntunan Allah swt?. Mari kita koreksi diri kita masing-masing.
Perlu diketahui! Bila kita tidak mau memohon kepada Allah swt. hal ini menujukkan bahwa dalam diri kita ini ada sifat sombong kepada Allah. Hal ini menunjukkan tiadanya iman di hati kita.
Allah swt berfirman:
 إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. (Q.S.Al-Mukmin:60)

 
http://www.ziddu.com/download/19047525/Adabdansyaratberdoa.rtf.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar