Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Sebagaimana firman-Nya:
لَقَدْ خَلَقْنَا الإنسانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيم
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (Q.At-Tiin:4).
Yang membedakan manusia dengan makhluk Allah lainnya adalah akal dan pikirannya yang berfungsi untuk mengendalikan hawa nafsu yang dimilikinya. Oleh karena itu sebagai orang yang beriman kita harus ingat bahwa, kita dicipta oleh Allah hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلاّ لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S.Adz-Dzariyaat:56)
Kalau kita paham terhadap firman Allah “وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلاّ لِيَعْبُدُونِ”, pasti kita akan mengabdi kepada Allah selama hidup ini. Tidak berani menghabiskan masa hidup ini untuk menikmati kenikmatan dunia. Bila kita bisa menjalaninya, hal itu menunjukkan bahwa akal dan pikiran kita ini masih berfungsi. Artinya pola pikir kita masih mampu mempengaruhi perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari.
Mudah-mudahan dalam menjalani hidup ini kita dapat mempertanggung jawabkan umur, masa muda, harta, dan ilmu di hadapan Allah. Karena dua tapak kaki kita tidak akan bergeser sebelum ditanyai tentang hal itu. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ : عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ جَسَدِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا وَضَعَهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ. رواه الترمذى.
Tidak akan bergeser dua tapak kami seorang hamba pada hari kiamat, sehingga ditanyakan kepadanya empat macam: (1). Tentang umurnya untuk apa dihabiskannya? (2). Masa mudanya untuk apa dipergunakannya? (3). Tentang hartanya untuk darimana didapat dan untuk apa dipergunakannya? (4). Tentang ilmunya kemana dan untuk siapa diamalkannya? H.R.Turmudzi.
Sebagai orang yang beriman, seyogyanya kita tahu akan segala macam keburukan dan kejahatan yang menyusup kedalam hati kita untuk kita atasi dan kita berantas. Bila kita mampu mengatasi dan memberantasnya berarti kita telah mengetahui jalan yang harus kita lalui. Karena Allah mengetahui apa yang kita lakukan, bahkan maksud kita melakukannya pun diketahui-Nya.
Allah berharap kepada kita agar memahami Al-Qur’an. Sebagaimana firman-Nya:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (Q.S. Yusuf:2).
Bila kita mau memahami firman Allah “إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ”, pasti kita akan bertanya pada diri kita sendiri. Kita ini termasuk orang yang paham Al-Qur’an atau tidak?
Kalau kita temukan dalam diri ini jawabannya paham, hal ini menunjukkan bahwa akal dan pikiran kita masih berfungsi. Bila demikian kondisinya, pasti kita tidak akan melalaikan tauhid kita dan senantiasa memikirkan apa yang akan diperbuat oleh Allah terhadap diri kita. Bersabar ketika menghadapi cobaan. Bersyukur ketika mendapatkan nikmat, dan senantiasa ingat bahwa ketaatan yang kita lakukan itu anugerah dari Allah, serta memohon ampun kepada Allah ketika berbuat maksiat.
Allah swt. berfirman:
Bila kita mau memahami firman Allah “إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ”, pasti kita akan bertanya pada diri kita sendiri. Kita ini termasuk orang yang paham Al-Qur’an atau tidak?
Kalau kita temukan dalam diri ini jawabannya paham, hal ini menunjukkan bahwa akal dan pikiran kita masih berfungsi. Bila demikian kondisinya, pasti kita tidak akan melalaikan tauhid kita dan senantiasa memikirkan apa yang akan diperbuat oleh Allah terhadap diri kita. Bersabar ketika menghadapi cobaan. Bersyukur ketika mendapatkan nikmat, dan senantiasa ingat bahwa ketaatan yang kita lakukan itu anugerah dari Allah, serta memohon ampun kepada Allah ketika berbuat maksiat.
Allah swt. berfirman:
إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُون
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S.Al-Hasyr:18)
Akan tetapi bila di dalam diri ini kita temua jawaban tidak, hal ini menunjukkan bahwa akal dan pikiran kita sedang tidak berfungsi. Itulah yang membuat kita menjadi orang-orang yang lalai, sebab kita hanya memikirkan apa yang kita perbuat untuk hari ini atau esok, melupakan tauhid, dan tidak memikirkan apa yang akan diperbuat oleh Allah terhadap diri kita.
Allah swt. berfirman:
Allah swt. berfirman:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آَذَانٌ لاَ يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. (Q.S.Al-A’raaf: 179)
Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang-orang yang lalai terhadap ayat-ayat Allah swt.| http://www.ziddu.com/download/19236723/akterorang-orangyangberakaldanorang-orangyanglalai.rtf.html |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar