Selasa, 08 Mei 2012

Manusia itu sangat kikir

Manusia itu sangat takut akan hilangnya rahmat dan karunia Allah, meskipun mereka itu tidak pernah kehabisan rahmat dan karunia dari sisi-Nya. Seperti itulah perangai manusia yang tidak beriman kepada Allah swt. Sehingga mereka mendapatkan atribut sangat kikir.
Allah swt. berfirman:
قُلْ لَوْ أَنْتُمْ تَمْلِكُونَ خَزَائِنَ رَحْمَةِ رَبِّي إِذًا لأمْسَكْتُمْ خَشْيَةَ الإنْفَاقِ وَكَانَ الإنْسَانُ قَتُورًا
Katakanlah: "Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, Karena takut membelanjakannya". dan adalah manusia itu sangat kikir. (Q.S.Al-Israa’:100).
Karakter orang kikir itu suka mengalirkan darah dan menghalalkan segala cara yang dihramkan.
Rasulullah saw bersabda:
اِتَّقُوا الشُّحَّ فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ . رواه مسلم
Takutlah dirimu dari sifat kikir, sesungguhnya umat-umat sebelum kamu telah binasa disebabkan keburukan sifat kikir itu, sehingga mereka gemar mengalirkan darah diantara sesama mereka, dan menghalalkan segala cara yang diharamkan atas mereka. (H.R.Muslim)
Sedangkan perilaku kikir itu sendiri merupakan sifat seseorang yang sangat tercela, sebagaimana dinyatakan Allah dalam firman-Nya
وَلاَ يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آَتَاهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. (Q.S.Ali Imran:180)
Oleh karena itu sebagai orang yang beriman kita tidak boleh kikir. Bila kita kikir akan menjadi orang yang jauh dari Allah, jauh dari surga dan jauh dari manusia. Hal i ni selaras dengan sabda Rasulullah saw.: 
وَالْبَخِيلُ بَعِيدٌ مِنَ اللهِ بَعِيدٌ مِنَ الْجَنَّةِ بَعِيدٌ مِنَ النَّاسِ قَرِيبٌ مِنَ النَّار. رواه الترمذى
Dan orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia, dekat dari neraka. (H.R.Turmudzi).
Sebagai orang beriman kita harus ingat, bahwa Syetan senantiasa menakut-nakuti kita dengan kemiskinan sebab harta yang kita infakkan. Syetan juga membisiki kita agar berbuat kikir (pelit).
Allah swt. berfirman:
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ
Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir). (Q.S. Al-Baqarah:268).
Perlu diketahui, bahwa kekikiran manusia itu sangat beragam, misalnya:

•    Jika kita memegang jabatan dalam pemerintahan namun kita tidak memberikan kebaikan kepada masyarakat, maka kita termasuk orang yang kikir. Allah menjelaskan apa adanya sebagaimana firman-Nya:
  أَمْ لَهُمْ نَصِيبٌ مِنَ الْمُلْكِ فَإِذًا لا يُؤْتُونَ النَّاسَ نَقِيرًا
Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan) ? kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikitpun (kebajikan) kepada manusia. (Q.S.An-Nisaa’:53).
Ayat di atas mengandung maksud bahwa, orang-orang yang tidak dapat memberikan kebaikan kepada manusia atau masyarakatnya, tidak selayaknya ikut memegang jabatan dalam pemerintahan.
•    Penghematan terhadap harta yang kita miliki, kehawatiran akan habisnya harta bila kita infakkan, dan kepanikan kita apabila Allah mengurangi rahmat dan nikmat-Nya yang telah kita nikmati dalam hidup ini. Sifat yang demikian itu menunjukkan bahwa kita ini sebenarnya orang kikir.
Allah menggambarkan perilaku kita yang demikian itu sebagaimana firman-Nya:
إِنَّ الإ نْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا . إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا . وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, (Q.S.Al-Ma’aarij:19-21).
Maka dari itu kita harus ingat, bahwa harta apa saja yang kita belanjakan untuk kepentingan ketaatan kepada Allah, maka Allah akan menggantinya. Kita harus yakin akan hal itu, karena Allah telah berfirman:
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ
dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya. (Q.S.Saba’:39)

Kita mejadi orang kaya atau orang miskin, semuanya itu sebenarnya urusan Allah swt. Bila kita paham terhadap kandungan firman Allah swt., yang berbunyi:
إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ
Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya). (Q.S.Saba’:39).
Mudah-mudahan kita dipelihara Allah dari kekikiran diri.


http://www.ziddu.com/download/19342775/Manusiaitusangatkikir.rtf.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar