Kita dikatakan ingat kepada Allah manakala kita benar-benar mematuhi-Nya. Namun bila kita mendurhakai-Nya berarti kita telah melupakan-Nya. Meski kita selalu mendirikan salat, berpuasa, bersedekah, bertasbih, bertahmid, bahkan senantiasa membaca Al-Qur’an.
Kalau kita mau mengingat Allah dengan ketaatan, Allah akan melimpahkan rahmat dan karunian-Nya kepada kita. Sebagaimana Allah berfirman:
Kalau kita mau mengingat Allah dengan ketaatan, Allah akan melimpahkan rahmat dan karunian-Nya kepada kita. Sebagaimana Allah berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu. (Q.S.Al-Baqarah:152).
Mudah-mudahan kita termasuk orang yang ingat kepada Allah. Diberi panjang umur dalam ketaatan dan beramal saleh.
Rasulullah saw. bersabda:
Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ. رواه الترمذى
Sebaik-baik kamu adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalnya. HR. Turmudzi.
Kebajikan kita akan bertambah dan derajatpun akan semakin meningkat manakala hidup ini kita gunakan untuk mematuhi Allah swt. Namun sebaliknya bala dan kecelakaan akan menimpa kita manakala hidup ini kita habiskan dalam kemaksiatan dan kedurhakaan kepada Allah swt.
Bila kita melalaikan perintah Allah dengan melakukan perbuatan maksiat setiap hari, maka kita dalam bahaya yang sangat berat. Sekiranya kita mendapat taufik dan hidayah dari Allah untuk segera bertaubat dari dosa yang kita lakukan sebelum ajal menjemput kita, dikhawatirkan kita akan dimasukkan dalam kelompok orang-orang munafik dan kelompok orang-orang kafir yang akan dicampakkan ke dalam api neraka yang membakar hingga ke pangkal hati.
Allah swt. berfirman:
Allah swt. berfirman:
نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ . الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ
(yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. (Q.S.Al-Humazah:6-7).
Kesempatan hidup ini harus kita gunakan untuk beramal saleh sebelum ajal tiba secara mengejutkan. Sebab malapetaka dan bencana senantiasa terbuka untuk kita.
Allah swt berfirman:
Allah swt berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. (Q.S. Al-Hadid:22).
Kita harus waspada terhadap umur kita. Jangan sampai kita membelanjakan nafas ini pada sesuatu yang tidak bermanfaat. Bila kita membelanjakannya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, kelak di hari kiamat kita akan menyesal. Sebab ketika itu kita baru sadar bahwa kita telah menyia-nyiakan umur tatkala hidup di dunia.
Sufyaan as-Tsauri berkata:
Sufyaan as-Tsauri berkata:
اَلنَّاسُ نِيَامٌ فَإِذَا مَاتُوْا اِنْتَبَهُوْا
Kebanyakan manusia dalam keadaan lalai, ia baru sadar kelak sesudah mati.
Bila kita pernah membelanjakan nafas untuk hal-hal yang tidak bermanfaat berarti kita pernah berbuat melampaui batas terhadap diri sendiri. Oleh sebab itu kita tidak boleh merasa aman dari adzab Allah swt.
Sebagai orang yang beriman, kita harus membebaskan diri dari rasa aman terhadap adzab Allah swt,. Sebagaimana Allah swt. berfirman:
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (Q.S. Al-A’raaf:99).
Disamping itu kita juga tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah. Sebagaimana Allah berfirman:
وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ
Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat". (Q.S. Al-Hijr:56).
Yang paling penting dalam hidup ini kita mampu mengerjakan ketaatan kepada Allah swt. bukan mengerjakan kedurhakaan kepada-Nya. Karena kedurhakaan merupakan perilaku kekufuran terhadap Allah swt.
Bilka kita durhaka kepada Allah, apa yang akan kita katakan terhadap pertanyaan Allah bsebagaimana dalam firman-Nya.
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? (Q.S.Al-Baqarah:28).
Mudah-mudahan dengan taufik dan hidayah-Nya kita tidak termasuk orang-orang yang harus menjawab pertanyaan firman Allah tersebut.
http://www.ziddu.com/download/19669607/MengingatAllahdenganketaatan.rtf.html
http://www.ziddu.com/download/19669607/MengingatAllahdenganketaatan.rtf.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar