Ramadhan dikatakan bulan penuh berkah (رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ) juga dikatakan bulan kesabaran (شَهْرُ الصَّبْرِ) untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Dalam bulan kesabaran, Allah menyuruh kita berpuasa. Puasa yang kita tunaikan mestinya dapat mengubah diri ini menjadi orang yang sabar. Sabar dalam menahan diri dari keinginan-keinginan untuk melanggar larangan-larangan Allah dan sabar dalam mentaati suruhan-suruhan-Nya.
Saat puasa kita harus sabar menjaga diri jauh dari perilaku-perilaku maksiat dan menjauhkan diri dari segala urusan yang tidak menyangkut diri kita. Seperti ucapan fitnah dan sesamanya yang sering muncul dari mulut kita saat kita berpuasa.
Bila kita berpuasa namun masih suka mengurusi segala urusan yang tidak menyangkut diri kita, hal itu menunjukkan bahwa kita ini belum menjadi orang yang sabar dalam menghadapi larangan Allah swt. sehingga terkadang berani melanggarnya. Bila kita puasa akan tetapi masih berperilaku demikian itu, maka akan membuat puasa kita tidak sempurna dan bersih dari hal-hal yang merusaknya.
Akhirnya keinginan untuk menjadi orang yang takwa belum berwujud sepenuhnya. Begitu juga keinginan untuk menjadi orang yang sabar di bulan Ramadhan atau di bulan-bulan selannya juga belum berwujud. Tidak mudah untuk mewujudkan ketakwaan sebagaimana yang dimaksudkan oleh firman Allah:
Dalam bulan kesabaran, Allah menyuruh kita berpuasa. Puasa yang kita tunaikan mestinya dapat mengubah diri ini menjadi orang yang sabar. Sabar dalam menahan diri dari keinginan-keinginan untuk melanggar larangan-larangan Allah dan sabar dalam mentaati suruhan-suruhan-Nya.
Saat puasa kita harus sabar menjaga diri jauh dari perilaku-perilaku maksiat dan menjauhkan diri dari segala urusan yang tidak menyangkut diri kita. Seperti ucapan fitnah dan sesamanya yang sering muncul dari mulut kita saat kita berpuasa.
Bila kita berpuasa namun masih suka mengurusi segala urusan yang tidak menyangkut diri kita, hal itu menunjukkan bahwa kita ini belum menjadi orang yang sabar dalam menghadapi larangan Allah swt. sehingga terkadang berani melanggarnya. Bila kita puasa akan tetapi masih berperilaku demikian itu, maka akan membuat puasa kita tidak sempurna dan bersih dari hal-hal yang merusaknya.
Akhirnya keinginan untuk menjadi orang yang takwa belum berwujud sepenuhnya. Begitu juga keinginan untuk menjadi orang yang sabar di bulan Ramadhan atau di bulan-bulan selannya juga belum berwujud. Tidak mudah untuk mewujudkan ketakwaan sebagaimana yang dimaksudkan oleh firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,(Q.S.Al-Baqarah:183)
Banyak orang yang berpuasa membiarkan dirinya berperilaku masa bodoh terhadap perilaku-perilaku dan ucapan-ucapan yang menjerumuskan dirinya ke dalam perilaku maksiat. Disadari atau tidak berarti ia termasuk dalam hitungan kelompok orang-orang yang puasanya tidak bernilai.
Rasulullah saw. bersabda:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ. رواه احمد
Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapat sesuatu dari puasanya selain lapar. (H.R. Ahmad)
Mudah-mudahan kita termasuk golongan orang-orang yang puasanya ada nilainya.
Meninggalkan maksiat selamanya menjadi kewajiban atas orang beriman baik sedang berpuasa atau tidak sedang berpuasa. Hanya saja disaat sedang berpuasa Ramadhan lebih wajib dan lebih dituntut. Hal itu perlu adanya kesabaran karena pahala kesabaran adalah surga.
Rasulullah saw. bersabda:
هُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ.رواه ابن خزيمة والبيهقي
Bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan pahala kesabaran adalah masuk surga. H.R. Ibn Khuzaimah, dan Baihaqi.
Bila kita ingin sukses dalam menjalankan ibadah puasa, kunci utamanya adalah sabar dalam melaksanakannya dan sabar menghadapi hal-hal yang dapat merusaknya. Karena puasa Ramadhan setengah daripada kesabaran.
Rasulullah saw. berikut:
Rasulullah saw. berikut:
اَلصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ. رواه احمد والترمذي والدارمي
Puasa setengah kesabaran. (H.R. Ahmad, Tirmidzi, dan Ad-darimi)
Dengan kesabaran niscaya segala perusak ibadah puasa Ramadhan baik perilaku jahat atau ucapan kotor dapat kita atasi dan kita kendalikan dengan baik.
Rasulullah saw. bersabda:
Rasulullah saw. bersabda:
اَلصِّيَامُ جُنَةٌ فَإِذَا كَانَ أَحَدِكُمْ صَائِماً فَلاَ يَرْفَثُ وَلاَيَجْهَلُ. رواه ابو داود.
Puasa adalah perisai, maka apabila salah seorang diantaramu berpuasa, hendaklah tidak berkata keji (kotor), dan tidak berbuat jahat (mencaci maki). (H.R.Abu Dawud).
Dalam melaksanakan puasa Ramadhan hendaknya kita senantiasa bersabar dan memohon pertolongan Allah swt.
Mudah-mudahan Allah menganugerahi kita sifat-sifat baik sebagaimana firman-Nya:
وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar. (Q.S.Fushilat:35)
Semoga Allah menunjukkan kepada kita tentang hal terbaik yang dapat membantu kita dalam mendirikan agama dalam diri ini dan kemalangan hidup ini dengan bersabar. Karena Allah menolong orang-orang yang bersabar dan menanggapi do’anya sebagaimana firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Baqarah:153)
http://www.ziddu.com/download/19994095/Ramadhanbulankesabaran.rtf.html
http://www.ziddu.com/download/19994095/Ramadhanbulankesabaran.rtf.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar