Banyak manusia yang tidak memahami silih bergantinya tanda-tanda kebesaran Allah. Baik yang datang dari atas kepalanya, seperti hujan batu, petir, angin, dan lain-lain. Maupun yang datang dari bawah kakinya, seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya. Bahkan juga banyak yang tidak memahami bahwa pertentangan yang terjadi diantara sesama manusia, seperti terjadinya fitnah, perselisihan bahkan peperangan yang datang silih berganti itu merupakan tanda-tanda kebesaran Allah yang harus dipahaminya.
Allah swt. berfirman:
Allah swt. berfirman:
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآَيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ
Katakanlah: " dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran kami silih berganti agar mereka memahami(nya)". (Q.S.Al-An’aam:65).
Penyebab utama dari ketidak pahaman manusia akan peristiwa-peristiwa sebagaimana yang ditunjukkan dalam ayat tersebut di atas, tiada lain karena perilaku syirik manusia dan perilaku kufur nikmat. Padahal Allah mempunyai karunia yang besar namun kebanyakan manusia tidak menyukurinya.
Allah swt. berfirman:
وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُونَ
Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai kurnia yang besar (yang diberikan-Nya) kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri(nya). (Q.S. An-Naml:73).
Allah memberi tahu kita, disaat orang itu terkepung bahaya, ia lantas memohon kepada-Nya dengan mengikhlaskan penghambaan kepada-Nya. Bahkan ia menyatakan diri kepada-Nya, bila permohonannya terkabul akan bersykur. Sebagaimana firman-Nya:
دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ لَئِنْ أَنْجَيْتَنَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
Maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, Pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur". (Q.S.Yunus: 22).
Namun yang terjadi, banyak orang yang lupa bersyukur setelah diselamatkan Allah dari berbagai macam marabahaya dan tidak menepati janjinya, yaitu menjadi orang yang bersyukur. Bahkan berbuat kezaliman lagi tanpa alasan yang benar. Ia juga tidak ingat bahwa kezalimamnya akan menimpa dirinya, dan hasil kezalimannya itu sebenarnya hanyalah kenikmatan duniawi.
Allah swt. berfirman:
Allah swt. berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ مَتَاعَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
Hai manusia, Sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi. (Q.S.Yunus:23).
Mudah-mudahan kita tidak termasuk “orang-orang yang berbuat kezaliman untuk diri sendiri”. Dan termasuk orang yang sadar bahwa suatau saat menghadap Allah.
Allah swt. berfirman:
Allah swt. berfirman:
ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُكُمْ فَنُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S.Yunus:23).
Semoga pula kita termasuk orang-orang yang memahami silih bergantinya tanda-tanda kebesaran Allah. Terbukti dengan adanya penghambaan diri kepada-Nya semata.
Allah swt. berfirman:
Allah swt. berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya (Q.S.An-Nisaa:36).
Kalau kita benar-benar menghambakan diri kepada Allah, maka kita akan berusaha untuk senantiasa menjaga perilaku syukur kepada Allah. Kita tahu hal itu tidak mudah namun harus kita usahakan.
Tidak adanya perilaku syukur, mudah-mudahan hanya karena faktor ketidak mampuan kita menghitung nikmat Allah, bukan karena faktor mengkufuri nikmat-Nya. Semoga Allah mengampuni kita.
Allah swt. berfirman:
Allah swt. berfirman:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S.An-Nahl:18)
Akan tetapi bila karena faktor mengkufuri nikmat-Nya. Kita harus ingat! Bahwa setiap saat Allah akan mendatangkan tanda-tanda kekuasa-Nya berupa adzab kepada kita yang datangnya silih berganti.
Allah swt. berfirman:
Allah swt. berfirman:
وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيد
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S.Ibrahim:7).
Mudah-mudahan dengan pertolongan Allah kita ini termasuk golongan orang-orang yang memahami silih bergantinya tanda-tanda kebesaran Allah.
http://www.ziddu.com/download/20277631/Akibattidakmemahamisilihbergantinyatanda.rtf.html
http://www.ziddu.com/download/20277631/Akibattidakmemahamisilihbergantinyatanda.rtf.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar