Terlaksananya ibadah kurban meupakan komitmen setiap hamba Allah yang bertakwa atas rahmat dan karunia-Nya.
Ibadah kurban merupakan implementasi syukur hamba Allah yang bertakwa. Ibadah kurban juga merupakan sarana hamba Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Agar sifat cinta harta dan kekikiran yang bersarang dalam jiwanya itu terkikis.
Allah swt. berfirman:
وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ.
Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. (Q.S.Al-Haaj:28).
Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang komitmen terhadap ibadah kurban bila kondisi keuangan kita dalam keadaan lapang.
Sebagai hamba Allah kita harus ingat bahwa Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا. رواه احمد وابن ماجه
Barangsiapa yang telah mempunyai kemampuan untuk berkorban, tetapi tidak mau berkorban, maka janganlah dekat-dekat tempat salatku. HR Ahmad dan Ibnu Majah.
Hadits tersebut mengingatkan kita pada perlunya ibadah korban bila kondisi keuangan kita dalam keadaan lapang dihari nahr atau di hari tasyriq.
Bila kondisi keuangan kita lapang di hari-hari yang telah ditentukan Allah itu, namun kita tidak menganggap perlu adanya ibadah korban, maka seolah-olah tiada gunanya salat iedul adha yang kita lakukan. Maka dari itu renungkan kembali, pikirkan, dan perhatikan dengan seksama sabda Rasulullah saw. “مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا”.
Bila kondisi keuangan kita lapang di hari-hari yang telah ditentukan Allah itu, namun kita tidak menganggap perlu adanya ibadah korban, maka seolah-olah tiada gunanya salat iedul adha yang kita lakukan. Maka dari itu renungkan kembali, pikirkan, dan perhatikan dengan seksama sabda Rasulullah saw. “مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا”.
Mudah-mudahan sabda Rasulullah saw. tersebut senantiasa memotivasi kita untuk beribadah kurban sebagai wujud pengamalan perintah Allah. Sebagaimana firman-Nya:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah (Q.S.Al-Kautsar:2).
Dan dalam rangka meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah. Sebagaimana firman-Nya:
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. (Q.S.Al-Hajj:37).
Semoga ayat Al-Hajj: 37 tersebut memotivasi kita dalam beribadah kurban, yaitu ikhlas dalam melaksanakannya, bukan riya, atau bangga dengan harta yang kita miliki, dan bukan pula karena kebanggaan terhadap rutinitas ibadah kurban yang kita lakukan dalam setiap tahun.
Semoga kita mampu mengambil hikmah yang terkandung dari pelaksanaan ibadah kurban yang kita lakukan. Karena sebaik-baik amal yang kita lakukan di hari nahr adalah menyembelih kurban.
Rasulullah saw. bersabda:
مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا.رواه ابن ماجه والترمذى.
Sabaik-baik amal bani adam bagi Allah di hari iedul adha adalah menyembelih qurban. Di hari kiamat hewan-hewan qurban tersebut menyertai bani adam dengan tanduk-tanduknya, tulang-tulang dan bulunya, darah hewan tersebut diterima oleh Allah sebelum menetes ke bumi dan akan membersihkan mereka yang melakukannya. (H.R.Ibnu Majah dan Turmudzi).
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mau dan mampu mengambil pengajaran dari sunah Rasulullah saw: Sebagaimana sabdanya:
يا أيها الناس : إِنَّ عَلَى أَهْلِ كُلِّ بَيْتٍ فِي كُلِّ عَامٍ أُضْحِيَّةٌ . رواه أحمد ، وأبو داود ، والترمذى ، والنسائى ، وابن ماجه ، والبيهقى ، والطبرانى
Wahai manusia. atas setiap keluaraga pada setiap tahun wajib ada sembelihan (udhiyah). HR. Ahmad, Abu Dawud, Turmudzi, Nasaa’i, Ibnu Majah, Baihaqi, dan Thabrani.
Hadits tersebut mengingatkan kita, bahwa setiap keluarga yang diberi kelapangan keuangan hendaknya muncul kesadaran, keinginan dan usaha untuk melaksanakan ibadah kurban dalam setiap tahun. Guna untuk memenuhi seruan Allah swt. sebagaimana firman-Nya;
وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ
Dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.(Q.S.Al-Haaj:28).
Firman-Nya yang lain:
وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَر
Dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. (Q.S.Al-Haaj:36).
Ayat-ayat tersebut mengandung pesan solidaritas sosial kepada sesama dan peduli kepada fakir miskin di hari nahr dan di hari tasyriq, karena tidak semua orang mampu makan dengan daging walaupun ia tinggal di kota-kota besar.
Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang terdidik dengan ibadah kurban, sehingga mempunyai sikap solidaritas yang tinggi terhadap sesama.
Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang terdidik dengan ibadah kurban, sehingga mempunyai sikap solidaritas yang tinggi terhadap sesama.
Rasulullah saw. bersabda:
كُلُوا وَأَطْعِمُوا وَادَّخِرُوا فَإِنَّ ذَلِكَ الْعَامَ كَانَ بِالنَّاسِ جَهْدٌ فَأَرَدْتُ أَنْ تُعِينُوا فِيهَا. متفق عليه.
Makanlah dari kurbanmu, berilah orang-orang, dan simpanlah. Sesungguhnya pada tahun yang lalu itu orang-orang mendapat kesusahan, aku ingin agar kamu menolong mereka. (Muttafaq Alaih).
Banyak orang yang tidak mampu bekerja sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Apalagi beribadah kurban. Orang yang demikian ini jelas membutuhkan bantuan orang lain. Oleh karena itu orang-orang yang mampu berkewajiban memberi pangan orang-orang fakir-miskin. Apalagi di hari nahr dan hari-hari tasyriq.
Bila perintah Allah yang berkenaan dengan memberi pangan orang fakir miskin kita jalankan dengan baik, maka kita tidak akan menyaksikan masalah besar yang bernama kemiskinan dan kelaparan yang sering menelan korban jutaan orang.
Mudah-mudahan kita dapat meneladani keluarga Nabi Ibrahim as. dalam menjalankan perintah Allah yang penuh dengan keikhlasan dan senantiasa ingat arah dan tujuan hidup yang tertera dalam firman Allah.
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam. (Al-An’am: 162)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar