Orang yang taat pada Allah dan Rasul-Nya tidak akan pernah berpaling dari perintah-perintah-Nya. Hal itu dilakukan untuk menjaga takwaannya. Allah swt. berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَوَلَّوْا عَنْهُ وَأَنْتُمْ تَسْمَعُونَ
Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya). (QS.Al-Anfal:20)
Orang yang taat pada Allah dan Rasul-Nya tidak akan berlaku seperti orang munafik. Mereka suka berkata “Kami mendengarkan perintah-perintah-Mu Ya Allah”. Mereka itu mendengarkan perintah Allah dan Rasul-Nya akan tetapi hatinya mengingkarinya. Allah swt berfirman:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ قَالُوا سَمِعْنَا وَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ
Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang (munafik) vang Berkata "Kami mendengarkan, padahal mereka tidak mendengarkan. (QS.Al-Anfal:21)
Sebai orang yang beriman kita dilarang meniru perilaku orang-orang munafik dan orang-orang kafir dan berucap seperti mereka, karena mereka termasuk orang-orang yang paling buruk disisi Allah swt.
Allah menerangkan karakteristik (sifat) orang yang paling buruk di sisi-Nya. Hal itu dapat kita ketahui dalam surat Al-Anfal: ayat 22 dan 55:
إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ
Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun. (QS.Al-Anfal:22)
Menurut ayat tersebut, orang munafik di dunia ini tidak pekak (bisu) dan tidak tuli, tetapi mereka pekak hatinya, tuli hatinya, dan buta hatinya, sehingga tidak dapat melihat kebenaran.
o Mereka dikatakan tuli karena tidak mau mendengarkan dan memikirkan perkara yang hak.
o Mereka dikatakan pekak (bisu) karena tidak mau berkata benar apalagi menerima kebenaran.
o Mereka dikatakan sebagai orang yang tidak berakal karena tidak mau mendengar seruan Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itu orang yang tidak mau mendengar, menuturkan dan memahami kebenaran. Allah mengetahui mereka, bahwa mereka itu orang yang tidak ada kebaikannya dan selalu berpaling dari-perintah-perintah-Nya. Hal itu dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya:
وَلَوْ عَلِمَ اللَّهُ فِيهِمْ خَيْرًا لَأَسْمَعَهُمْ وَلَوْ أَسْمَعَهُمْ لَتَوَلَّوْا وَهُمْ مُعْرِضُونَ
Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. dan Jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu). (QS.Al-Anfal:23)
Termasuk juga orang yang paling buruk di sisi Allah selain orang munafik adalah orang-orang kafir. Allah swt.berfirman:
إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الَّذِينَ كَفَرُوا فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, Karena mereka itu tidak beriman. (QS.Al-Anfal:55)
Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah swt itu berkta bahwa ayat-ayat Allah itu kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad saw. dan dibantu oleh orang-orang yang sudah masuk Islam. Hal itu dapat kita lihat dalam firman-Nya:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا إِفْكٌ افْتَرَاهُ وَأَعَانَهُ عَلَيْهِ قَوْمٌ آَخَرُونَ
Dan orang-orang kafir berkata: "Al Quran Ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan dia dibantu oleh kaum yang lain. (QS.Al-Furqan:4)
Mereka juga menyatakan bahwa ayat-ayat Allah itu dongeng orang dahulu. Sebagaimana Allah telah berfirman:
وَقَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلَى عَلَيْهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Dan mereka berkata: "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, Maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang." (QS.Al-Furqan:5)
Banyak manusia yang buta dari petunjuk dan tidak dapat melihanya. Allah swt. berfirman:
فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
Karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (QS.Al-Hajj:46)
Manusia itu mempunyai mata kepala dan mata hati. Mata kepala untuk kepentingan duniawi sedang mata hati untuk kepentingan ukhrawi.
Bila mata kepala yang buta sedang mata hati tidak, maka kebutaan mata kepala tidak akan mempengaruhi sedikitpun pada dirinya. Tapi bila mata hati buta, mata kepala tidak buta, maka ketidakbutaan mata kepala tidak ada manfaatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar